close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
Nelayan memindahkan pukat dari kapal ke truk di Aceh. (foto: Ampelsa/Antara)
icon caption
Nelayan memindahkan pukat dari kapal ke truk di Aceh. (foto: Ampelsa/Antara)
Nasional
Rabu, 20 Desember 2017 19:04

Muara Angke akan disulap jadi pelabuhan terbesar se-Asia

Terbakarnya kapal Zahro Express membuka tabir persoalan tata kelola pelabuhan Muara Angke. DPRD DKI ingin merevitalisasi pelabuhan tersebut.
swipe

DPRD DKI Jakarta memproyeksikan Pelabuhan Muara Angke, Penjaringan, Jakarta Utara menjadi pelabuhan terbesar se-Asia. Mimpi tersebut dilatarbelakangi terbakarnya kapal penumpang Zahro Express di Teluk Jakarta saat mengangkut ratusan wisatawan menuju Pulau Tidung, Kepulauan Seribu, awal Januari 2017. 23 orang tewas dalam peristiwa itu, sedankan 17 lainnya dinyatakan hilang.

Buntut dari tragedi tersebut, DPRD DKI membentuk panitia khusus (Pansus) penataan Pelabuhan Muara Angke. Terlebih disinyalir ada persoalan dalam tata kelola pelabuhan sebagai salah satu penyebab terbakarnya Zahro Express.

"Diharapkan, penataan Pelabuhan Muara Angke lebih baik lagi sehingga peristiwa terbakarnya Kapal Zahro Express tidak terulang di masa mendatang," kata Tubagus Arief, salah satu anggota Pansus Muara Angke.

Pembenahan Menyeluruh

Seiring waktu, misi utama untuk membenahi pengelolaan pelabuhan sedikit bergeser menjadi revitalisasi menyuluruh Pelabuhan Muara Angke. Pansus menginginkan pelabuhan ini juga untuk perikanan, barang, serta akses utama wisatawan untuk menuju Pulau Seribu. Anggota Pansus lain, Syarifuddin mengatakan, proyeksi tersebut menjadi penting ketika revitalisasi Pelabuhan Muara Angke dipresentasikan ke berbagai pihak.

"Jadi kita akan sampaikan goal-nya. kita ingin Muara Angke ini tidak hanya menjadi pelabuhan ikan terbesar di Indonesia, tapi se-Asia," terang Syarifuddin.

Syarifuddin menilai, rencana menjadikan Muara Angke sebagai pelabuhan ikan terbesar se-Asia tidaklah berlebihan. Sebab pelabuhan tersebut selama ini menjadi tujuan utama nelayan dari berbagai perairan yang hendak menjual hasil tangkapannya.

Dalam rencana kerja penataan Pelabuhan, DPRD memproyeksikan dua pembangunan pelabuhan bertaraf Internasional. Dua pelabuhan yang dimaksud masing-masing pelabuhan ikan milik Dinas Ketahanan Pangan, Keluatan dan Pertanian (KPKP) dan pelabuhan penyeberangan orang yang dikelola Dinas Perhubungan (Dishub) DKI Jakarta.

"Selain pelabuhan ikan, kita juga akan membuat pelabuhan barang dan penyeberangan orang bertaraf internasional," ujar Ferrial Sofyan, Ketua Pansus Penataan Pelabuhan Muara Angke DPRD DKI.

Ia menjelaskan, konsep revitalisasi dua pelabuhan itu akan dibuat oleh Japan International Cooperation Agency (JICA) dengan menggunakan dana pelampauan koefisien luas bangunan (KLB). Nantinya, kolam labuh dan dermaga di pelabuhan tersebut ditata menjadi layak dan berstandar tinggi, seperti Pelabuhan Sekupang di Batam yang sudah bertaraf Internasional.

"Kita minta kelasnya seperti itu. Agar ini bisa terealisasi, kita akan masukan ke dalam Perda nantinya (Peraturan Daerah)," terang Ferrial.

Sementara Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) DKI Jakarta, Andri Yansyah memastikan kesiapannya untuk mewujudkan mimpi tersebut. Meski demikian, ia mengaku perlu meninjau ulang Rencana Induk Pelabuhan (RIP) sebelumnya agar sesuai dengan proyeksi pengembangan Pelabuhan Muara Angke.

"RIP tahun 2016 itu hanya mengatur untuk pelabuhan penumpang saja, dan kondisinya memang minimalis,” papar Andri.

Namun, ia mengakui bahwa kodisi dermaga angkut penumpang dan barang kini bercampur aduk dan tidak representatif dengan jumlah kebutuhan saat ini. Apalagi, kondisi tersebut diperparah ketika akhir pekan dengan membludaknya wisatawan yang hendak berlibur ke Kepualauan Seribu.

"Dengan animo masyarakan yang sudah sedemikian tinggi, berarti memang harus diperluas," tandasnya.

img
Akbar Persada
Reporter
img
Syamsul Anwar Kh
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan