Muhammadiyah menilai pembangunan terowongan jembatan silaturahim yang menghubungkan Masjid Istiqlal dengan Gereja Katedral belum perlu.
Sekretaris Umum (Sekum) Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Abdul Mu'ti mengatakan, saat ini yang diperlukan adalah infrastruktur sosial, yakni pembangunan kerukunan umat beragama yang tidak hanya berbentuk fisik.
"Kalau menurut saya yang diperlukan sekarang itu bukan silaturahim dalam bentuk fisik seperti terowongan, tapi yang sekarang diperlukan itu silaturahim dalam bentuk infrastruktur sosial," katanya di Gedung Dakwah Muhammadiyah, Jakarta, Senin (10/2).
Pembangunan silaturahimi dalam bentuk infrastruktur sosial, jelas Mu'ti, dapat direalisasikan dengan kesungguhan pemerintah membangun toleransi secara otentik dan hakiki bukan basa-basi.
Untuk itu, Sekum Muhammadiyah ini menyarankan pembangunan terowongan silaturahim untuk ditinjau ulang. "Sehingga sepanjang kita ini berhasil membangun infrastruktur sosial, terutama menyangkut sikap terbuka, toleransi dan saling menghormati, saya kira yang sifatnya simbolis seperti itu dilakukan berbeda saja," katanya.
Sebelumnya, Jokowi menyebutkan ada usulan untuk dibuat terowongan yang menghubungkan Masjid Istiqlal dan Gereja Katedral. Ia menyetujui usulan tersebut, dan ingin menamakan terowongan itu nantinya Terowongan Silaturahmi.
"Juga tadi ada usulan untuk dibuat terowongan dari Masjid Istiqlal ke Katedral. Tadi sudah saya setujui," kata Jokowi saat meninjau renovasi Masjid Istiqlal, Jakarta, Jumat (7/2).
Adapun renovasi masjid tersebut telah dilakukan sejak Mei 2019. Renovasi dinilai Jokowi perlu dilakukan karena belum pernah sejak 41 tahun lalu.
Jokowi merasa sangat puas ketika melihat progres renovasi yang tengah berjalan. Diharapakan semuanya rampung sebelum Ramadan tahun ini. "Kita harapkan nanti sebelum Ramadan sudah bisa selesai sehingga bisa dipakai," pungkasnya. (Ant)