Pelaporan Din Syamsuddin ke Komisi Aparatur Sipil Negara (KASN) dengan tuduhan tokoh radikal, dinilai tak berdasar. Hal itu disampaikan Sekretaris Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Abdul Mu'ti.
Dia kemudian membeberkan empat alasan mengapa tudingan itu keliru. Pertama, menurut Mu’ti, tuduhan itu salah alamat karena dia mengenal dekat tokoh senior Muhammadiyah tersebut. Din dinilai sangat aktif mendorong moderasi beragama dan kerukunan antar umat beragama, di dalam maupun luar negeri.
Bahkan, lanjutnya, di era Din Syamsuddin digagas dan dirumuskan konsep Muhammadiyah tentang Negara Pancasila sebagai Darul Ahdi WA Syahadah, yang akhirnya menjadi keputusan Muktamar Muhammadiyah ke-47 di Makasar.
“Pak Din memprakarsai dan menyelenggarakan pertemuan ulama dunia di Bogor. Pertemuan tersebut melahirkan Bogor Message yang berisi tentang Wasatiyah Islam, Islam yang moderat. Bogor Message adalah salah satu dokumen dunia yang disejajarkan dengan Amman Message dan Common Word," jelas Mu'ti dalam keterangannya, Jumat (12/2).
Din, lanjutnya, juga moderator Asian Conference of Religion for Peace (ACRP), dan co-president of World Religion for Peace (WCRP).
"Tentu masih banyak lagi peran penting Pak Din dalam forum dialog antar iman. Jadi sangatlah keliru menilai Pak Din sebagai seorang yang radikal,” urainya.
Kedua, sambungnya, Din sebagai akademisi dan ASN adalah seorang guru besar politik Islam. Di Universitas Islam Negeri (UIN) Jakarta Din merupakan satu-satunya guru besar hubungan internasional.
“Secara akademik, FISIP UIN sangat memerlukan sosok Pak Din. Saya tahu persis, di tengah kesibukan di luar kampus, Pak Din masih aktif mengajar, membimbing mahasiswa, dan menguji tesis atau disertasi,” bebernya.
Ketiga, katanya, kalau Din Syamsuddin banyak melontarkan kritik adalah bagian dari panggilan iman, keilmuan, dan tanggung jawab kebangsaan.
“Kritik adalah hal yang sangat wajar dalam alam demokrasi dan diperlukan dalam penyelenggaraan negara. Jadi semua pihak hendaknya tidak anti kritik yang konstruktif,” tegas Mu’ti.
Terakhir, dia mengimbau semua pihak berpikir dan bekerja serius mengurus dan menyelesaikan berbagai problematika kehidupan. Mu’ti meminta semua pihak hendaknya tidak sesak dada terhadap kritik yang dimaksudkan untuk kemaslahatan bersama.
“Saatnya semua elemen bangsa bersatu dan saling bekerjasama dengan menyingkirkan semua bentuk kebencian golongan dan membawa masalah privat ke ranah publik,” pungkasnya.
Sebelumnya, Din Syamsuddin dilaporkan ke KASN oleh ormas Gerakan Anti Radikalisme (GAR) Alumni Institut Teknologi Bandung.