close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
Perawat mengantarkan bayi yang memakai pelindung muka atau face shield kepada ibunya untuk diberikan ASI di RS Ibu dan Anak Asih, Jakarta, Jumat (17/4).Foto Antara/uspa Perwitasari/pras
icon caption
Perawat mengantarkan bayi yang memakai pelindung muka atau face shield kepada ibunya untuk diberikan ASI di RS Ibu dan Anak Asih, Jakarta, Jumat (17/4).Foto Antara/uspa Perwitasari/pras
Nasional
Selasa, 21 April 2020 12:31

Multiperan perempuan dalam pandemi Covid-19

Perempuan harus bisa berperan sebagai apa pun yang bisa dilakukan pada masa pandemi Covid-19.
swipe

Multiperan perempuan dalam pandemi Covid-19 di seluruh dunia, termasuk Indonesia sangatlah besar. Selain sebagai tenaga medis,  peran lain perempuan di era wabah corona juga tetap menjadi ibu rumah tangga, anggota masyarakat dan lainnya.

"Peran perempuan saat pandemi sangat besar sekali. Tenaga kesehatan sebesar 70% staf tenaga medis seluruh dunia adalah perempuan. Sudah jelas penyelamat atau penjaga yang menyembuhkan hingga kadang terdampak positif Covid-19 adalah mayoritas perempuan," kata Wakil Ketua Muhammadiyah Disaster Management Centre (MDMC) Rahmawati Husein, dalam diskusi "Peran Para Kartini di saat Pandemi Covid-19" yang dipantau dari Jakarta, Selasa.

Peran perempuan di era pandemi, kata dia, termasuk mereka dari kalangan masyarakat kecil yang menjadi perajin masker, hand sanitizer, operator warung dan peran lain di ruang yang tidak dapat dimainkan negara dan aktor lain. Apapun itu, perempuan tetap berkontribusi.

Banyak dari perempuan saat ini, juga sudah berada di level yang sejajar dengan laki-laki sehingga perannya tidak bisa dikesampingkan. Tidak sedikit dari mereka yang berkiprah di pemerintahan, dunia pendidikan dan lainnya baik di level lokal maupun internasional.

Sementara itu, dia mengingatkan peran vital perempuan di rumah yang terkadang harus ikut merawat orang tuanya di masa wabah Covid-19. Kalangan lanjut usia sangat rentan jika sampai terinfeksi Covid-19 karena bisa sangat fatal terhadap kondisinya.

Di lain hal, perempuan secara alamiah dapat mengandung dan melahirkan, sehingga otomatis mereka adalah kalangan rentan di masa pandemi corona. Mereka memerlukan perlindungan lebih dalam kondisi seperti itu.

"Perempuan melakukan peran ganda dalam banyak hal. Mereka juga rentan di masa wabah seperti saat mengandung, melahirkan. Mereka membutuhkan informasi, pengetahuan dan juga dukungan moril maupun dukungan asupan yang baik sehingga saat hamil, menyusui bisa selamat," kata dia.

Sementara Dokter spesialis paru dari Rumah Sakit Umum Pusat Persahabatan Erlina Burhan mengatakan perempuan harus bisa berperan sebagai apa pun yang bisa dilakukan pada masa pandemi Covid-19.

"Apa pun yang bisa dilakukan, besar atau kecil, semua sangat berarti bagi bangsa saat menghadapi pandemi COVID-19," kata Erlina dalam bincang-bincang di Graha BNPB yang disiarkan langsung akun Youtube BNPB Indonesia di Jakarta, Selasa.

Perempuan tenaga kesehatan misalnya, selain bekerja di rumah sakit juga tetap memiliki peran di keluarga dan lingkungannya.

Karena itu, dia meminta para perempuan tenaga kesehatan untuk menjaga diri, menjaga kesehatan, dan menjaga stamina karena juga memiliki keluarga dan pasien lain non-Covid-19.

"Tidak hanya saat ini kita menjadi tenaga kesehatan. Tidak hanya pada masa pandemi Covid-19. Kebanyakan tenaga kesehatan adalah perempuan," tuturnya.

Erlina memuji para perempuan tenaga kesehatan yang tetap menjalankan peran ganda, selain bekerja di rumah sakit juga tetap memastikan keluarganya mendapatkan makanan yang bergizi dan berkontribusi pada lingkungannya.

"Perempuan tenaga kesehatan bisa memberikan edukasi yang benar tentang Covid-19 kepada keluarga, tetangga, teman, grup-grup arisan, dan lingkungannya," katanya. (Ant)

img
Hermansah
Reporter
img
Hermansah
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan