Indonesia berhasil menerbangkan pesawat buatan anak negeri perdana pada 10 Agustus 1995. Pesawat N250 Gatotkaca dirancang mantan Presiden Indonesia B.J Habibie telah membangkitkan optimisme akan inovasi anak bangsa.
Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi, Nadiem Anwar Makarim, menyebut, cukup banyak inovasi pelajar serta mahasiswa yang kurang diberi tempat untuk berkembang.
"Hanya saja dalam perjalanannya kecintaan dan kebanggaan kita atas produk-produk buatan dalam negeri dapat dibilang cukup rendah, pada satu sisi masyarakat merasa kualitas produk dalam negeri masih kurang bersaing," ucapnya dalam sambutan Hari Kebangkitan Teknologi Nasional 2021, Selasa (10/8).
Menurut dia, pihaknya bakal mengatasi tantangan memberi ruang bagi pelajar dan mahasiswa untuk berinovasi melalui program Merdeka Belajar. Dalam konsep tersebut, peserta didik adalah prioritas.
Para pendidik dituntut memberikan kemerdekaan kepada para pelajar untuk mencoba hal-hal baru dan menciptakan inovasi.
Namun, inovasi saja saat ini tidak cukup. Sebab, tantangan globalisasi menuntut untuk menghilangkan batas dan sekat yang memisahkan berbagai bidang ilmu dan kelembagaan.
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi, kata dia, akan membuka pitu kolaborasi lintas sektor untuk menciptakan inovasi yang berdaya saing. Pengembangan produk dalam negeri perlu menguatkan sinergi yang melibatkan lebih banyak pemangku kepentingan.
"Bangga buatan Indonesia semestinya tidak menjadi jargon, tetapi aksi nyata yang melibatkan semua lapisan masyarakat," tutur Nadiem
Sebelumnya, Wakil Ketua Akademi Ilmu Pengetahuan Indonesia (AIPI) Sofian Effendi menilai, nasib ilmu pengetahuan dan teknologi (Iptek) serta inovasi pascapembubaran Kemenristek sangat suram.
Pembubaran Kemenristek dianggap sebagai inkonsistensi kebijakan Iptek dalam implementasi Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2019 tentang Sistem Nasional Iptek.
"Saya menyimpulkan suram masa depan Indonesia," ucapnya dalam diskusi virtual Alinea Forum ‘Model Integrasi BRIN’, Jumat (18/6).
Ia menceritakan, bagaimana mantan Presiden Bacharuddin Jusuf Habibie (B.J. Habibie) begitu bangga dengan kenangan industri pesawat terbang di Indonesia. Ia pun mengaku, mendengar keluhan Habibie ketika mendampinginya dirawat di Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat (RSPAD) Gatot Soebroto.
Habibie berkelakar terkait tiga negara yang membubarkan industri pesawat terbang. Pertama, industri pesawat terbang Jerman dibubarkan setelah kalah perang dunia II. Jerman tidak boleh lagi memproduksi pesawat perang. Kedua, industri pesawat terbang dibubarkan Jepang setelah kalah perang dunia II. Jepang tidak boleh lagi memproduksi pesawat perang. Ketiga, Indonesia.
"Indonesia ini industri penerbangannya dibubarkan sendiri oleh pemerintahnya dan pada 2020, pesawat canggihnya itu (pesawat N-250) digantung di museum," tutur Sofian.