Wakil Ketua Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Mardani Ali Sera menilai, skenario pelemahan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) kian terang-benderang dengan dugaan tidak lolosnya 75 pegawai dalam tes wawasan kebangsaan.
Menurut dia, tes wawasan kebangsaan sebagai alih status pegawai ke Aparatur Sipil Negara (ASN) hanyalah upaya menyingkirkan pegawai KPK yang berani di lembaga antirasuah.
"Teror dan pelemahan KPK di rezim ini kian terang benderang. Ada penyelidik diancam, penyidik yang disiram air keras, revisi UU KPK yang membuat lumpuh pengusutan korupsi, sampai ada isu penyingkiran penyidik senior para pemberani dengan dalih tes ASN," kata Mardani kepada Alinea.id, Selasa (4/5).
KPK sendiri belum mengumumkan secara resmi nama-nama pegawai yang lolos menjadi ASN. Kendati begitu, beredar sejumlah pegawai KPK seperti penyidik senior KPK Novel Baswedan dan puluhan pegawai lain diberhentikan per 1 Juni 2021.
Menurut Mardani, wajar apabila publik menilai jika ada upaya menyingkirkan pegawai KPK. Karena itu dia berharap agar pemerintah terbuka dengan proses tes ASN.
"Ini harus dibuka dan diawasi oleh publik," jelas dia.
Mardani mengatakan, pangkal dari semua ini tak lain karena revisi Undang-Undang KPK. Mardani mengajak semua elemen masyarakat agar upaya pelemahan KPK tak boleh dibiarkan.
"Mesti terus diawasi dan dijaga publik," kata Mardani.
Pelaksana tugas (Plt) juru bicara KPK, Ali Fikri tidak menjelaskan secara rinci terkait nama-nama pegawai yang lolos menjadi ASN. Menurutnya, KPK akan mengumumkan secara resmi hasil tes seluruh pegawai dalam waktu dekat.
"KPK memastikan akan menyampaikan hasilnya kepada publik dalam waktu dekat dan akan kami informasikan lebih lanjut,” ujar Ali.