Politikus PKS Mulyanto meminta pemerintah memperhatikan pasokan oksigen di rumah sakit. Karena itu, harus ada kebijakan khusus bagi rumah sakit mendapatkan prioritas utama.
Menurut dia, kecukupan oksigen agar peristiwa meninggalnya 36 pasien di RSUP. dr. Sardjito tidak terulang. "PKS mendesak Pertamina melalui anak cabang maupun cucu perusahaan yang berkompeten dalam niaga gas untuk membantu kelangkaan gas oksigen tersebut," kata Mulyanto dalam keterangannya, Senin (5/7).
Dia menilai, di tengah meningkatnya kasus pandemi Covid-19 gelombang kedua, banyak rumah sakit yang kekurangan tabung dan isi gas oksigen. Akibatnya, muncul banyak kasus fatal pada pasien Covid-19 yang membutuhkan oksigen.
Mulyanto menegaskan, dalam kondisi seperti sekarang selayaknya Pertamina proaktif dan sigap membantu masyarakat yang menderita karena kekurangan pasokan gas oksigen tersebut.
Hal ini, menurutnya, penting agar masyarakat tidak hanya disuguhkan berita-berita negatif tentang Pertamina, namun juga dapat melihat kepedulian perusahaan plat merah itu di tengah penderitaan mereka saat ini.
"Sekarang ini yang beredar dan viral adalah berita dimanjanya para pejabat Pertamina dengan berbagai fasilitas super mewah. Misalnya, berita tentang limit kartu kredit supergrup di Pertamina yang mencapai Rp420 miliar," tegas anggota Komisi VII DPR RI ini.
Sementara di sisi lain, kata Mulyanto, kinerja Pertamina sendiri terkesan buram. Pertama adalah maraknya kasus kebakaran kilang migas. Dalam waktu yang relatif dekat terjadi dua kebakaran kilang migas, yakni kebakaran kilang di Balongan pada tanggal 29 Maret 2021 kemudian menyusul kebakaran kilang di Cilacap pada tanggal 11 Juni 2021.
"Kebakaran kilang dengan jarak waktu kurang dari tiga bulan ini mencerminkan Pertamina tidak mengambil pelajaran dari kasus-kasus kebakaran yang ada dan terkesan menganggap remeh masalah tersebut," papar Mulyanto.
Mulyanto juga menyoroti laba Pertamina yang kian merosot. Tahun 2020 laba Pertamina turun dibandingkan dengan laba tahun sebelumnya. Padahal, pada saat harga minyak dunia anjlok, harga bbm dalam negeri tidak diturunkan Pemerintah.
Satu lagi, Pertamina dicoret dari list tujuan investasi potensial dari lembaga pemeringkat investasi di New York. PT Pertamina kini berada di dalam dalam daftar pantauan untuk dihapus dari indeks JPMorgan ESG EMBI.
Indeks ini menurutnya dibuat perusahaan jasa keuangan dan bank investasi multinasional untuk perusahaan global terkait investasi yang bertanggungjawab secara sosial, lingkungan dan tata kelola yang baik (good governance).