Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 mencatat, terdapat lima daerah yang mengalami lonjakan ketersediaan tempat tidur (TT) rumah sakit (RS) pascalibur panjang pada akhir Oktober 2020. Ini terjadi akibat pertumbuhan kasus terus meningkat.
"Saat ini, terjadi peningkatan tren pasien yang masuk dalam rawat jalan IGD (instalasi gawat darurat) dan rawat inap dibandingkan periode sebelum libur panjang. Peningkatan ini kemudian berdampak pada ketersediaan tempat tidur di berbagai RS di daerah," kata Juru bicara Satgas Covid-19. Wiku Adisasmito, Selasa (24/11).
Lima daerah tersebut, sesuai data Satgas Covid-19 per 22 November, ialah Banten dengan tingkat keterisian ruang unit perawatan intensif (ICU) 97% dan isolasi 80%; selanjutnya DKI Jakarta, ICU 69,5% dan isolasi 71,66%; Jawa Barat (Jabar), ICU 73,45% dan isolasi 79,62%; Jawa Tengah (Jateng), ICU 80% dan isolasi 77,4%; serta Jawa Timur (Jatim), ICU 54,86% dan isolasi 57,43%.
"Dari sejumlah provinsi tersebut, pemakaian tempat tidur ICU dan isolasi yang sudah di atas 70% berada di Provinsi Jawa Barat dan Jateng. Dan pemakaian tempat tidur isolasi di atas 70% adalah DKI Jakarta, Jabar, dan Jateng," terang Wiku.
Karenanya, Satgas Covid-19 meminta masyarakat disiplin memakai masker, mencuci tangan, dan menjaga jarak (3M). "Dan menjauhi kerumunan kapan pun, di mana pun, dan setiap aktivitas yang dilakukan. Jangan sampai lengah," tegasnya.
Dia juga meminta pemerintah daerah (pemda) untuk memastikan pelayanan kesehatan sesuai standar bagi pasien Covid-19 yang tengah dirawat, baik di ICU maupun isolasi, agar segera sembuh.
"Pemda juga saya minta untuk terus kordinasi dengan pempus (pemerintah pusat) terkait dengan ketersediaan tempat tidur di RS. Jangan sampai RS terisi penuh oleh pasien Covid-19 dan menghambat pelayanan kesehatan yang menjadi hak seluruh masyarakat tanpa terkecuali," katanya.
"Tren kapasitas yang siginifikan perlu menjadi alert atau peringatan untuk segera melakukan tindakan tanggap siaga. Kita harus mempertimbangkan beban kerja tenaga kesehatan. Jangan sampai terjadi keletihan ekstrem dan akhirnya pelayanan tidak dapat diberikan secara maksimal," tandas Wiku.