Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi, menyatakan penemuan Cockpit Voice Recorder (CVR) pesawat Lion Air PK-LQP akan memudahkan penyelidikan mengenai penyebab jatuhnya pesawat Lion Air JT 610 rute Jakarta-Pangkalpinang. Namun demikian, kata Budi, waktu yang dibutuhkan tetaplah tidak sebentar.
Hal ini juga akan ditentukan dari kualitas data yang berada di dalam CVR yang ditemukan.
"Tergantung dari komplikasi datanya, namun sebenarnya satu penemuan ini diberikan waktu satu tahun. Jadi nanti kita lihat, bagaimana kualitas data yang ditemukan itu bisa dieksplor atau ditelusuri, sebagai suatu data," kata Budi di Jakarta, Senin (14/1).
Namun demikian, dia menyampaikan apresiasinya atas penemuan CVR pesawat Lion Air PK-LQP oleh Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) dan TNI Angkatan Laut (TNI AL). Menhub mengungkapkan kebanggaannya karena CVR ditemukan oleh awak Indonesia, setelah sebelumnya pemerintah menggunakan konsultan asal Singapura untuk mencarinya.
"Saya mengapresiasi apa yang ditemukan oleh KNKT bersama Angkatan Laut, dan ini pasti memberikan suatu makna, bagi upaya kita menemukan penyebab dari kecelakaan itu," ujarnya.
CVR ditemukan KRI Spica-934 milik Pusat Hidrografi dan Oseanografi TNI Angkatan Laut (Pushidrosal) di perairan Karawang, Jawa Barat, tak jauh dari lokasi jatuhnya pesawat itu.
Kepala Pushidrosal Laksamana Muda TNI Harjo Susmoro mengatakan, setelah menemukan titik koordinat, tim penyelam diterjunkan untuk mengangkat CVR. Menurutnya, ada 18 penyelam dari Dinas Penyelamatan Bawah Air (Dislambair) Komando Armada (Koarmada) I TNI AL dan tiga orang dari Komando Pasukan Katak (Kopaska), yang terlibat dalam penyelaman tersebut.
"Pada pukul 08.40 WIB penyelam atas nama Serda Ttg Satria Margono berhasil menemukan CVR," kata Harjo.
Pushidrosal mengerahkan KRI Spica-934 yang diberangkatkan dari Dermaga Jakarta International Container Terminal (JICT) 2 Pelabuhan Tanjung Priok, pada Selasa (8/1).
KRI Spica-934 yang memiliki peralatan bawah air dengan teknologi canggih ini membawa alat yang lengkap seperti Multibeam Echosounder (MBES), Sub Bottom Profiling (SBP), Magnetometer, Side Scan Sonar, ADCP serta peralatan HIPAP yang mampu mendeteksi sinyal dari black box dari Lion JT 610.
Selain peralatan tersebut KRI Spica-934 juga membawa ABK sebanyak 55 orang, personel KNKT 9 orang, penyelam TNI AL 18 orang, serta scientist 6 orang.
Pencarian selebar 5 x 5 meter di titik diperkirakan keberadaan CVR, yang jaraknya 50 meter dari lokasi penemuan Flight Data Recorder (FDR). (Ant)