close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
Foto tangkapan layar kobaran api kilang minyak pertamina Balongan, Senin (29/3/2021)/Istimewa.
icon caption
Foto tangkapan layar kobaran api kilang minyak pertamina Balongan, Senin (29/3/2021)/Istimewa.
Nasional
Rabu, 14 April 2021 16:45

Ombudsman: Sebelum meledak, warga cium bau menyengat dari kilang Pertamina

Ombudsman investigasi kasus meledaknya kilang minyak Pertamina di Indramayu.
swipe

Anggota Ombudsman Republik Indonesia, Hery Susanto, mengatakan, warga sudah mencium bau menyengat dari kilang PT Pertamina RU VI Balongan, Kabupaten Indramayu, Jawa Barat, sebelum terbakar, Senin (29/3) dini hari. Menurut Hery, informasi itu didapat setelah pihaknya melakukan investigasi lapangan pada 7-8 April 2021.

Menurut Hery, berdasarkan laporan kronologis masyarakat, Minggu (28/3) pukul 21.30 WIB, warga Balongan datang ke bagian Humas Pertamina karena mencium bau sangat menyengat dari kilang. Temuan Ombudsman, bau sudah tercium sejak sore. 

"Karena merasa tidak digubris oleh sekuriti sehingga warga menjadi emosional dan melakukan aksi lempar batu ke kantor Pertamina," ujar dia saat konferensi pers virtual, Rabu (14/4).

Setengah jam kemudian, kata Hery, masyarakat yang protes bau menyengat tersebut dibubarkan oleh polisi dari Polsek Balongan. Hampir dua jam berselang atau 23.45 WIB, terjadi ledakan kecil. 

"Ada ledakan yang lebih besar pukul 00.45 WIB (Senin 29/3). Setelah terjadi ledakan besar warga berhamburan. Bahkan di lokasi kejadian terdapat mobil polsek yang juga terbakar," tuturnya.

Di antara pukul 00.00-01.00 WIB, lanjut Hery, terdapat enam orang selepas menghadiri pengajian lewat dekat lokasi yang terhempas karena ledakan dan mengalami luka berat. Sementara 15 orang luka ringan merupakan penduduk yang tinggal dekat lokasi kilang.

Kesimpulan Ombudsman, penyebab empat tangki terbakar sampai kini belum diketahui karena masih proses investigasi internal Pertamina. Investigasi itu melibatkan pihak independen dan Bareskrim Polri.

Menurut Hery, Pertamina telah melakukan penanganan, baik sebelum maupun setelah bencana, termasuk kebutuhan logistik dan kesehatan. Namun, simpul Ombudsman, keluhan masyarakat sebelum kebakaran kilang minyak tak direspons oleh PT Pertamina.

"Dan tidak ada keterbukaan informasi mengenai kondisi kilang minyak Balongan PT Pertamina pada saat sebelum kejadian yang dialami," kata dia.

Simpulan berikutnya, tidak ada mekanisme mitigasi bencana karena gagal teknologi yang berkoordinasi dengan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Indramayu. Terakhir, insiden kebakaran kilang minyak tidak berdampak pada pasokan bahan bakar minyak (BBM). 

"Dari 71 tanki yang terbakar hanya empat dengan kapasitas 7% dari seluruh BBM yang dihasilkan di Kilang Balongan," ucap Hery.

img
Akbar Ridwan
Reporter
img
Fathor Rasi
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan