Para orang tua khawatir melepas anaknya bersekolah kala kasus positif coronavirus baru (Covid-19) masih tinggi dan belum terlihat persiapan matang sekolah. Kekhawatiran para orang tua tergambar dari tingginya partisipasi orang tua dalam uji coba angket.
Selama 32 jam terakhir, sebanyak 196.559 orang tua berpartisipasi dalam uji coba angket. Angket itu juga diikuti sebanyak 9.643 responden siswa dan 18.112 responden guru.
“Orang tua yang paling antusias mengikuti pengisian angket ini. Orang tua yang mengisi mencapai ratusan ribu dalam waktu singkat menggambarkan bahwa masyarakat khawatir melepas anaknya bersekolah di saat pandemi. Apalagi kasus masih tinggi dan belum terlihat persiapan sekolah dan Dinas Pendidikan dalam melindungi anak-anak selama di sekolah nantinya,” ujar Komisioner bidang Pendidikan Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) Retno Listyarti dalam keterangan tertulis, Jumat (29/5).
Hasil sementara pengelolaan data terbilang cukup umum. Di mana mayoritas siswa setuju masuk sekolah. Para siswa mengaku telah jenuh belajar dari rumah dan lebih senang di sekolah.
Namun, sebagian besar orang tua justru tidak setuju sekolah dibuka pada Senin (13/7). Orang tua mengkhawatirkan keselamatan dan kesehatan anak-anak. Para orang tua meragukan kesiapan dalam penerapan protokol kesehatan yang ketat di sekolah.
“Namun detail dari data angket yang sudah diisi oleh ratusan ribu responden harus diolah dahulu, selanjutnya harus dianalisis. Perlu beberapa hari untuk melakukan olah data dan analisa data,” tutur Retno.
Ia menegaskan, uji coba angket bukanlah penelitian, tetapi ruang menjaring aspirasi dan partisipasi siswa, orang tua, dan guru dalam merespons kebijakan negara terkait pembukaan sekolah di tengah pandemi Covid-19. Sebab selama ini jarang ada ruang bagi guru, siswa, dan orang tua untuk berpendapat atas kebijakan publik terkait diri mereka sendiri dan anak.
“Data ini sangat disayangkan kalau tidak di tindaklanjuti meskipun datanya hanya berasal dari uji coba angket yang saya susun, karena kegundahan saya pribadi atas tingginya kasus anak terinfeksi Covid-19. Sebagai ibu yang memiliki anak masih sekolah dasar, saya khawatir keselamatan dan kesehatan anak ketika harus masuk sekolah Juli 2020,” ucapnya.
Retno menginisiasi penyusunan angket daring berisi 10 pertanyaan terkait rencana pembukaan sekolah di tengah pandemi Covid-19. Sasaran angket adalah siswa, guru, dan orang tua. Ia mengunggah via akun Facebook pribadi.
Pilihan jawaban tertutup dalam angket dan merupakan hasil diskusinya dengan para guru, orang tua, dan tenaga kesehatan. Pertanyaan tertutup dipilih agar memudahkan saat olah data. Sehingga, tidak dimaksudkan untuk menggiring jawaban, tetapi kemungkinan jawaban yang muncul dari responden. Namun, responden boleh memilih lebih dari satu jawaban. Bahkan, dibuka juga jawaban lainnya jika tiada jawaban yang diinginkan responden.