Setelah temuan dua karyawan PT Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk. (HMSP), unit jalan Kali Rungkut, meninggal dunia karena positif Covid-19, pabrik rokok Mustika jadi ancaman baru klaster penyebaran corona.
Ketua Tim Tracing Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Jawa Timur dr Kohar Hari Santoso mengatakan, timnya telah melakukan rapid test kepada 246 karyawan pabrik rokok di desa Gesikan, Kabupaten Tulungagung tersebut.
“Mereka yang reaktif atau positif hasil rapid test, tadi sudah dilanjutkan tes swab PCR. Namun hasilnya belum keluar," ujar Kohar di Grahadi, Senin (4/5) malam.
Dirut RSUD Saiful Anwar Malang itu mengatakan, sebanyak 23 orang dari total karyawan yang mengikuti rapid test ditemukan reaktif covid-19. Menurutnya, kemunculan klaster pabrik rokok Mustika ini berawal dari seorang karyawan yang hendak berobat ke rumah sakit. Dari pengobatan itu diketahui terindikasi gejala covid-19.
Mendengar adanya kabar tersebut, tim tracing langsung turun melakukan rapid test. Pada gelombang pertama rapid test yang dilakukan sebanyak 214 karyawan, hasilnya 17 orang di antaranya reaktif atau positif.
“Dari 17 itu, lima orang karyawan berasal dari Kabupaten Kediri, lima dari Kota Kediri, dan tujuh warga Kabupaten Tulungagung," katanya.
Rapid test kemudian dilanjutkan pada gelombang kedua. Kali ini sebanyak 32 karyawan dites, dan hasilnya diketahui sebanyak enam orang reaktif atau positif menurut tes cepat. Mereka berasal dari Tulungagung.
Seluruh karyawan yang hasilnya reaktif menurut rapid test, telah melakukan isolasi mandiri sambil menunggu hasil swab yang telah dilakukan.
“Sekarang mereka telah menjalani isolasi mandiri sambil menunggu hasil tes swab PCR," ucap Kohar.
Penelusuran tidak berhenti pada 23 orang dengan hasil rapid test positif. Pihaknya akan memperdalam penyisiran ke perusahaan lain, mengingat Mustika bersebelahan dengan perusahaan yang memiliki karyawan lebih banyak.
"Ini agak mengkhawatirkan. Kami khawatir ada interaksi dengan perusahaan yang berdekatan dengan perusahaan milik ayahnya, dengan karyawan lebih banyak," kata Kohar.