Kabupaten Pacitan diserang wabah penyakit hepatitis A. Ratusan orang positif terjangkit penyakit hepatitis A.
Kepala Dinas Kesehatan Jatim, Kohar Hari Santoso mengatakan, kecamatan di Pacitan yang warganya banyak terkena hepatitis A adalah Kecamatan Sudimoro, Ngadirojo, dan Tulakan. Hingga Sabtu (22/6) tercatat 429 orang menderita penyakit tersebut.
"Angkanya masih terus bergerak. Paling banyak penderitanya di Kecamatan Sudimoro," ujar Kohar, saat jumpa pers, di Surabaya, Senin (24/6).
Kohar mengaku pemerintah telah melakukan tindakan preventif dan penindakan kepada ratusan penderita. Dinkes Jatim juga mendampingi Dinkes Pacitan untuk membimbing langsung terkait tata laksana pasien, surveilans, dan pengendalian risiko penularan.
"Pengendaliannya kami akronimkan menjadi TaSPen. Yaitu Tata Laksana pasien, Surveilans yang intens, dan pengendalian risiko infeks," terangnya.
Terkait tata laksana pasien, Dinkes mengingatkan tirah baring (bedrest) sampai ikterus negatif atau kadar bilirubin kurang dari 1 gram. Kemudian, diet bergizi tinggi dengan ditunjang obat supportif / roborantia.
Pencegahan penularan juga dengan isolasi dan higiene individu. Petugas diwajibkan menggunakan sarung tangan dan cuci tangan alkohol 96% bergliserin, sebelum maupun setelah kontak langsung dengan pasien.
Dinkes melakukan surveilans untuk memantau secara berkelanjutan untuk memetakan sebaran kasus, faktor risiko, dan langkah penanganan. Upaya ini dengan mengisi sistem Kewaspadaan Dini dan Respon (SKDR) secara tertib dan akurat.
"Pengendalian faktor risiko penularan dengan sosialisasi Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS). Mulai meminum air yang direbus hingga mendidih selama lima menit dan disimpan dalam tempat tertutup," tambahnya.
Masyarakat sebaiknya mengonsumsi makanan yang dimasak dengan benar dan ditutup. Sumur dan tampungan air diberi kaporit sesuai standar. Begitu juga halnya limbah rumah tangga harus jaraknya minimal 10 meter dari sumur/sumber air. Pencucian alat makan dengan sabun dan air mengalir.
"Kalau buang air besar pada jamban yang sehat. Cuci tanganlah menggunakan sabun usai buang air besar," pintanya.
Sementara Anggota DPRD Jatim, Sri Subiati meminta pemerintah untuk terus memantau proses penanganan tersebut. Pemerintah harus melakukan langkah cepat mulai dari pemantauan dalam merawat pasien, penyelesaian wabah hingga pencegahan penyebarannya.
"Harus ada pencegahan agar penyebarannya bisa dilokalisir," kata Sri Subiati.
Politisi asal Partai Demokrat itu menegaskan, yang tak kalah pentingnya adalah penyelesaian dengan memfokuskan pada titik penyebaran sehingga dapat mengurangi potensi penyebaran penderitanya.