close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
Sekelompok warga membawa kayu saat menduduki Jembatan Kapuas di Pontianak, Kalimantan Barat. Sekelompok warga melakukan aksi bakar dua kantor polisi dan melempar batu ke aparat keamanan karena tidak puas dengan hasil Pilpres 2019. Antara Foto
icon caption
Sekelompok warga membawa kayu saat menduduki Jembatan Kapuas di Pontianak, Kalimantan Barat. Sekelompok warga melakukan aksi bakar dua kantor polisi dan melempar batu ke aparat keamanan karena tidak puas dengan hasil Pilpres 2019. Antara Foto
Nasional
Jumat, 24 Mei 2019 15:59

Pamit lihat demo, Riyan Saputra justru tewas diterjang peluru

Riyan Saputra sempat dirawat dua malam di rumah sakit.
swipe

Hari ini kali terakhir Juliasyah memandangi wajah Riyan Saputra (15). Jenazah pelajar kelas 11 SMK Negeri 7 Terpadu, warga Gang Bakaran Sabar Jalan Tanjung Raya 2, Pontianak Timur, Kota Pontianak, Kalimantan Barat, itu telah dimasukkan ke liang lahat, Jumat (24/5). 

"Hari ini anak saya dimakamkan, dan mungkin ini sudah digariskan oleh Allah Swt. Lagi duduk saja kita bisa meninggal kok," kata Juliasyah, ayah Riyan, di Pontianak pada Jumat (24/5).

Riyan diduga menjadi korban kericuhan di Pontianak pada Rabu (22/5) lalu. Juliasyah mengungkapkan, saat pecah demonstrasi menolak hasil Pemilu 2019, Riyan meminta izin pamit hendak keluar rumah melihat aksi itu. 

“Yang namanya anak-anak sifat keingintahuannya sangat tinggi,” ucap Juliasyah.

Juliasyah terkejut setelah mendapat kabar jika buah hatinya itu diterjang peluru atau tertembak saat menonton aksi demonstrasi. Untuk memulihkan kesehatannya, Riyan sempat dirawat dua malam di rumah sakit.

Rupanya, nyawanya tak tertolong. Luka tembak di bagian perut Riyan terbilang cukup parah.

Juliasyah belum bisa memastikan apakah akan mengambil langkah upaya hukum atau tidak terkait kematian anaknya. Dia mengatakan, masih ingin berunding terlebih dahulu dengan pihak keluarga lainnya. 

"Meskipun saya orang tuanya, tetapi saya masih belum bisa memutuskan untuk langkah selanjutnya," katanya.

Sementara itu, Sultan Pontianak Syarif Machmud Melvin Alkadrie turut berbelasungkawa atas wafatnya Riyan Saputra. Dia berharap keluarga besar almarhum diberikan kesabaran dan ketabahan.

"Kita semua untuk tetap tenang dalam menjalankan kegiatannya sehari-hari, karena kita semuanya pada waktunya juga akan kembali kepada Allah Swt. Saya berharap kepada keluarga almarhum tabah dan sabar, serta ikhlas dalam menghadapi cobaan ini," ujar Syarif.

Sekiranya pihak keluarga tidak puas, jelas Syarif, ia menyerahkan sepenuhnya kepada keluarga Juliasyah. "Insaallah masyarakat Pontianak Timur dan Kota Pontianak umumnya bisa tetap tenang dan menjaga kedamaian serta keamanan," ujar Syarif.

Kabid Humas Polda Kalbar, AKBP Donny Charles Go, juga menyampaikan rasa simpati dan berbelangsungkawa yang sangat mendalam atas meninggalnya Riyan Saputra.

"Bapak Kapolda Kalbar dan Kapolresta Pontianak sudah berkomunikasi langsung dengan pihak keluarga. Sejauh ini tanggapan pihak keluarga sangat positif sekali atas rasa simpatik dari pihak kepolisian. Semoga ke depan tetap terbangun komunikasi yang baik untuk mempertahankan situasi Kamtibmas yang sudah kondusif," ujar Donny. (Ant)

img
Tito Dirhantoro
Reporter
img
Tito Dirhantoro
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan