close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
Ilustrasi. Pixabay
icon caption
Ilustrasi. Pixabay
Nasional
Jumat, 03 September 2021 17:22

Pandu Riono: Krisis varian delta belum selesai

Di antara berbagai varian Covid-19, seperti gamma, hingga alpha, hanya delta yang bertahan sangat lama.
swipe

Ahli epidemiologi dan biostatistik Universitas Indonesia (UI) Pandu Riono mengatakan, krisis akibat varian delta belum selesai. Bahkan, kini varian delta mendominasi semua negara.

“Semua negara mengalami lonjakan (kasus varian) delta. Belum selesai delta dan enggak akan selesai,” ucapnya saat dihubungi reporter Alinea.id, Jumat (3/8).

Ia pun mengingatkan, coronavirus bakal senantiasa bermutasi. Jadi, mutasi virus yang terdeteksi akan dilaporkan sebagai varian of interest yang belum ditentukan apakah berdampak terhadap penularan, diagnostik, vaksinasi, dan imunitas.

“Itu butuh waktu, kalau sudah ada data-datanya, kemudian masuk varian of concern. Nanti, kadang banyak, terus hilang varian of interest itu kalah, ganti sama varian yang bertahan,” tutur Pandu.

Di antara berbagai varian Covid-19, seperti gamma, hingga alpha, hanya delta yang bertahan sangat lama. Mutasi coronavirus bagaikan survival of the battles yang mana kemampuan menular membuatnya bisa bertahan lebih lama. Terkait prediksinya penurunan kasus Covid-19 pada awal 2022, kata dia, merupakan asumsi yang dipengaruhi peningkatan cakupan vaksinasi.

Cakupan vaksinasi Covid-19 belum merata memang disengaja, karena harus memprioritaskan wilayah dengan dampak pandemi Covid-19 yang berat.

“Terutama daerah-daerah perkotaan, daerah aglomerasi kayak Surabaya raya, malang raya, karena vaksin kita juga terbatas,” ujar Pandu.

Menurut Pandu, ketersediaan vaksin Covid-19 Merah Putih belum tentu juga menjadi faktor penentu Indonesia bakal keluar dari situasi pandemi.

“Emang vaksin Merah Putih kehebatannya apa? Kan enggak tahu,” ucapnya.

Ia menganggap, perjalanan penanganan pandemi Covid-19 di Indonesia masih panjang. “Jangan ngarepin vaksin Merah Putih lah. Vaksin yang ada dulu, yang terbukti bermanfaat dan sudah memberikan efek proteksi walau tidak sempurna, termasuk Moderna, Pfizer,” tutur Pandu.

Sebaiknya, kata dia, pelaksanaan program vaksinasi Covid-19 mengejar capaian dosis pertama dan kedua bagi penduduk yang belum mendapatkannya.

Sebelumnya, pada Agustus 2020, Pandu Riono sudah memprediksi pandemi Covid-19 di Indonesia hingga 2022. Ia pun meminta pemerintah benar-benar bekerja secara extra ordinary dalam penanganannya. Jika tidak segera dituntaskan, mustahil memulihkan perekonomian.

"Jika apa yang akan terjadi, kalau kondisinya pada akhir Juli 2020, berdasarkan permodelan. Indonesia akan naik terus. Kita belum tahun puncaknya kapan. Sampai akhir Desember (2020) kasus akan naik terus. Jangan bermimpi kita the second wave, the first wave is never achieve," kata Pandu dalam diskusi virtual, Senin (3/8).

Jika terus mengalami kenaikan, menurut dia, puncak pandemi Covid-19 di Indonesia diprediksi pada pertengahan 2021. Sedangkan, penurunan kasus bisa pada awal 2022.

img
Manda Firmansyah
Reporter
img
Hermansah
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan