close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
Panglima TNI Marsekal TNI Hadi Tjahjanto mengingatkan jajaran prajurit Tentara Negara Indonesia (TNI) untuk meningkatkan kewaspadaan atas adanya ancaman siber sebagai dampak dari kemajuan teknologi. / Antara Foto
icon caption
Panglima TNI Marsekal TNI Hadi Tjahjanto mengingatkan jajaran prajurit Tentara Negara Indonesia (TNI) untuk meningkatkan kewaspadaan atas adanya ancaman siber sebagai dampak dari kemajuan teknologi. / Antara Foto
Nasional
Sabtu, 05 Oktober 2019 10:27

Panglima TNI ingatkan ancaman kejahatan siber

Panglima TNI Marsekal TNI Hadi Tjahjanto menyebut prajurit harus meningkatkan kewaspadaan.
swipe

Panglima TNI Marsekal TNI Hadi Tjahjanto mengingatkan jajaran prajurit Tentara Nasional Indonesia (TNI) untuk meningkatkan kewaspadaan atas adanya ancaman siber sebagai dampak dari kemajuan teknologi. 

"Sebagai contoh perang siber yang disertai perang informasi, walaupun tidak menghancurkan, namun sangat merusak bagi kehidupan bermasyarakat dan bernegara," ungkap Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto dalam amanat tertulis dibacakan Pangkoopsau III Marsekal Muda TNI Andyawan Martono P pada peringatan HUT TNI ke-74 di Biak, Papua, Sabtu (5/10).

Panglima TNI Marsekal Hadi mengatakan, prajurit TNI sebagai alat negara yang menjalankan tugas TNI tidak terlepas dari perubahan lingkungan strategis yang berkembang dinamis dan semakin kompleks.

Perkembangan dunia telah menciptakan dimensi dan metode peperangan baru ditandai dengan kemajuan teknologi yang sangat berguna bagi kehidupan manusia, juga membawa dampak di berbagai bidang.

Ia menyebut, konsep inipun mengaburkan filosofi perang konvensional dengan menggeser dimensi waktu, karena perang-perang tersebut terjadi di massa damai.

Selain itu, kata Hadi, potensi bencana alam yang dapat terjadi setiap saat dapat menjadi ancaman militer dan nonmiliter. Sehingga, prajurit TNI harus siap menghadapi kompleksitas ancaman tersebut

Dalam menghadapi ancaman nyata saat ini, menurut Hadi, diperlukan postur TNI ideal yang dibangun sesuai kebijakan pertahanan negara dan disusun dengan memperhatikan kondisi geografis Indonesia sebagai negara kepulauan.

"Pembangunan postur TNI meliputi pembangunan kekuatan, pembinaan kemampuan dan gelar kekuatan TNI," ujarnya.

Dalam rangka pembangunan kekuatan TNI, lanjut Hadi, telah dibentuk beberapa organisasi baru pada kurun waktu 2018 sampai dengan 2019. Organisasi tersebut yakni Divisi Infanteri-3/Kostrad, Koarmada III, Koopsau III dan Pasmar-3 Korps Marinir pada tanggal 11 Mei 2018.

“Organisasi ini dibentuk untuk menghadapi trouble spot di wilayah Indonesia bagian timur,” kata dia.

Selain itu, Satuan TNI Terintegrasi (STT) Natuna dibentuk pada 18 Desember 2018 sebagai pangkalan bagi unsur-unsur TNI yang beroperasi di wilayah utara Indonesia.

Selanjutnya, telah dibentuk satuan Komando Operasi Khusus (Koopssus) TNI pada 30 Juli 2019 untuk menyelenggarakan operasi khusus guna menyelamatkan kepentingan nasional di dalam maupun di luar wilayah NKRI.

"Pembentukan Komando Gabungan Wilayah Pertahanan (Kogabwilhan) I, II dan III pada tanggal 27 September 2019 untuk menyelenggarakan kampanye militer, operasi gabungan dan operasi lainnya dalam rangka melaksanakan tugas pokok TNI," katanya.

Sementara itu, terkait ancaman siber, Pangkoopsau Biak Marsda Andyawan Martono mengungkapkan jajaran prajurit TNI di Biak akan ditingkatkan kemampuan mengenal siber.

"Prajurit TNI harus disiapkan memiliki pengetahuan tentang siber sehingga bisa mengantisipasi adanya ancaman nyata dalam dunia maya," ujar dia.

Peringatan hari ulang tahun TNI Ke-74 di Kabupaten Biak Numfor, dipimpin Pangkoopsau III Marsekal Muda TNI Andyawan Martono P serta komandan upacara Letkol (Lek) Joko Adriyanto ditandai dengan defile diikuti prajurit ketiga angkatan TNI AD,TNI AU,TNI AL dan Polri serta Satpol PP, Pramuka, Basarnas.
 

img
Laila Ramdhini
Reporter
img
Laila Ramdhini
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan