Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Jawa Timur akan menata sistem penjualan di Jatim. Salah satunya dengan memberikan nomor ganjil genap terhadap lapak pedagang di pasar. Hal itu dimaksudkan untuk mengurangi potensi penyebaran Covid-19 di pasar.
Kepala Disperindag Jawa Timur Drajat Irawan, mengaku, sistem ganjil genap di pasar masih dalam pembahasan. Untuk itu, dirinya terus berkoordinasi dengan Disperindag kabupaten/kota untuk mematangkan penataan pasar.
Salah satu hal yang menjadi perhatian adalah, mendata pasar yang sudah menerapkan ganjil genap. Begitu juga halnya pasar yang sudah menerapkan online. Setelah rencana matang, Disperindag daerah baru akan melakukan sosialisasi kepada pedagang pasar.
"Seizin ibu gubernur, kami siapkan langsung aplikasinya. Khususnya yang terkait dengan berapa jumlah pasar yang sudah melakukan ganjil genap. Ini kami data. Begitu juga dengan jumlah pasar yang terdampak dan sampai kapan? Berapa pasar yang sudah online?" terang Drajat, di Grahadi, Selasa (19/5).
Untuk diketahui, beberapa pasar di Jatim sudah menerapkan sistem ganjil genap, di antaranya Pasar Klojen Kota Malang. Dalam pemberlakuan ganjil genap, pasar ini melibatkan paguyuban pedagang pasar.
"Di Malang melibatkan paguyuban pedagang pasar agar patuh menerapkan protokol Covid-19," ungkapnya.
Sistem ganjil genap ini, bukan berarti satu hari buka kemudian tutup. Tetapi membatasi pedagang yang barangnya sama dengan lainnya.
"Contoh di satu pasar ada lima pedagang daging ayam, nanti diberi nomor. Setiap kios yang mendapatkan nomor ganjil akan buka lebih dulu, kemudian besoknya ganti yang genap. Sama dengan komoditas lain seperti daging sapi, atau sayuran," tuturnya.
Setiap kartu akan merepresentasikan komoditas yang ada. Hal ini sudah diterapkan di pasar Klojen Malang.
Sementara Ketua Tim Tracing Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Jawa Timur Kohar Hari Santoso mengaku tak memungkiri pasar menjadi klaster penularan Covid-19. Misalkan saja di Pasar PPI Surabaya. Dalam klaster ini ada 30 orang yang terinfeksi virus SARS CoV-2.
Sementara sebaran pasien positif Covid-19 di Jawa Timur semakin masif. Data per Selasa 19 Mei 2020, setidaknya ada tambahan 91 pasien baru sehingga totalnya menjadi 2.372 orang terjangkit virus SARS CoV-2.
Tambahan 91 orang itu berasal dari Kota Surabaya yang bertambah 60 orang. Masing-masing satu dari Kabupaten Pamekasan, Kabupaten Jombang, Kabupaten Kediri, Kabupaten Bondowoso, Kota Mojokerto, Kabupaten Ponorogo, Kabupaten Blitar, Kota Kediri dan Kabupaten Tuban.
Kemudian Kabupaten Malang, Kabupaten Bangkalan, Kabupaten Lamongan dan Kabupaten Bojonegoro masing-masing bertambah dua orang. Selanjutnya Kabupaten Sidoarjo dan Kabupaten Mojokerto bertambah lima orang. Kabupaten Sampang bertambah enam orang.