Ratusan warga asal Banjar Temukus dan Kesimpar, Desa Besakih, Kabupaten Karangasem, Bali, yang berada di kawasan seputar Gunung Agung mulai berdatangan di Kantor UPTD Rendang, Karangasem, untuk mengungsi.
Nyoman Suara, warga asal Kesimpar yang mengungsi di kawasan tersebut mengatakan, pilihannya mengungsi karena letusan Senin (2/7) malam itu terdengar keras dan langsung terlihat api yang besar. Ketika terjadi letusan tersebut, katanya, ia bersama keluarga sudah tidur lalu terbangun setelah mendengar suara dentuman dari kawah Gunung Agung tersebut.
"Suaranya kencang seperti bom. Kami langsung lari turun gunung menyelamatkan diri. Barang-barang semua kami tinggal di rumah," terang Nyoman seperti dikutip Antara.
Komang Putri, warga pengungsi lainnya mengatakan pilihan memilih mengungsi di Kantor UPTD Rendang, karena takut akan terjadi letusan lagi.
Sebelum menempati lokasi pengungsian di Kantor UPTD tersebut, para pengungsi tampak membersihkan halaman UPTD dan mulai memberi batas-batas tempat yang akan digunakan beristirahat. Kantor UPTD sebenarnya sudah tidak asing lagi bagi para pengungsi Gunung Agung, enam bulan para pengungsi pernah menempati tempat tersebut karena gejolak Gunung Agung.
Para pengungsi Gunung Agung telah datang ke tempat pengungsian./Antara Foto
Kasi Perlindungan Sosial Korban Bencana Pemkab Karangasem, Ngurah Ketut Arnawa menyatakan kesiapannya dalam menyediakan logistik bagi para pengungsi sementara tersebut. Stok logistik diambil dari Pos Tanah Ampo yang merupakan sisa logistik erupsi sebelumnya.
Untuk mengantisipasi pengungsi yang terus bertambah, penambahan personel pun dilakukan untuk melayani kebutuhan para pengungsi. Sementara itu, hingga Selasa (3/8) pukul 18.00 WITA tercatat 2.731 orang mengungsi di 28 titik pengungsian di Kabupaten Karangasem dan Kabupaten Gianyar.
Acara IMF jalan terus
Sementara itu, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan menegaskan letusan Gunung Agung di Bali tidak akan mengganggu Pertemuan Tahunan IMF-Bank Dunia. Luhut yakin letusan Gunung Agung yang terjadi sejak Senin (2/7) tidak separah yang terjadi pada Maret 1963 yang memakan korban hingga 1.100 jiwa.
"Kalau yang saya dapat laporan itu meletusnya seperti Sinabung, jadi tidak dalam konteks seperti tahun 1963," kata Luhut.
Menurut mantan Menko Polhukam itu, apa yang terjadi pada Gunung Agung sama halnya yang terjadi pada Gunung Merapi di Yogyakarta yang masih sering mengalami erupsi kecil. Sehingga, tidak akan mengganggu karena dampaknya hanya akan terasa sekitar 4 kilometer saja.
Luhut yang juga Ketua Panitia Nasional Pertemuan Tahunan IMF-Bank Dunia memastikan Oktober saat dihelatnya Pertemuan Tahunan IMF-Bank Dunia, arah angin akan bertiup ke arah timur. Sehingga dipastikan tidak mengganggu acara internasional itu.
Secara geografis, Gunung Agung terletak 65 kilometer dari Denpasar dan 73 km dari Nusa Dua. Arah angin yang diprediksi ke arah timur laut diyakini tidak akan berdampak signifikan terhadap kunjungan wisatawan ke sejumlah destinasi di Pulau Dewata.