close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
Ilustrasi. Foto  Ist
icon caption
Ilustrasi. Foto Ist
Nasional
Jumat, 10 Februari 2023 21:00

Pedagang farmasi akui ada kendala peredaran obat sirop usai kasus baru gagal ginjal akut

BPOM dinilai terburu-buru memberikan pernyataan untuk menghentikan sementara peredaran obat Praxion.
swipe

Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) menyatakan obat sirop Praxion aman dan masih memenuhi persyaratan ambang batas asupan harian berdasarkan hasil pengujian laboratorium. Obat sirop Praxion produksi PT Pharos Indonesia tersebut sempat diduga sebagai penyebab munculnya lagi kasus gagal ginjal akut progresif atipikal (GGAPA) yang dilaporkan di DKI Jakarta.

Bahkan, BPOM menyatakan bakal melakukan kajian dan evaluasi untuk mengaktifkan kembali produksi dan distribusi obat Praxion yang sempat dihentikan sementara.

Atas pengumuman tersebut, pedagang farmasi di Pasar Pramuka Jakarta mengaku bersyukur BPOM memberi sinyal untuk mengizinkan kembali peredaran obat Praxion.

"Kami semua sangat senang dan gembira, karena begitu cepat kerja BPOM untuk menormalkan kembali obat-obat itu, membolehkan kembali," kata Ketua Asosiasi Pedagang Farmasi (APF) Pasar Pramuka, Yoyon, kepada Alinea, Jumat (10/2).

Disampaikan Yoyon, pihaknya segera menyetop distribusi obat Praxion sehari setelah Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mengumumkan temuan kasus baru gagal ginjal akut pada Senin (6/2). Pengumuman tersebut diikuti dengan surat perintah BPOM untuk menghentikan sementara produksi dan distribusi obat Praxion.

"Pasca BPOM mengeluarkan instruksi itu, kita langsung setop itu penjualannya. Kami dari himpunan pedagang farmasi Pasar Pramuka langsung menghubungi pihak distributor untuk menarik (distribusi obat Praxion)," ujar dia.

Kendati demikian, Yoyon mengaku pengumuman BPOM terkait obat Praxion tersebut sempat membuat para pedagang kebingungan. Pasalnya, hasil pengujian sampel obat Praxion disampaikan hanya selang dua hari setelah pengumuman temuan kasus baru beserta perintah penghentian sementara oleh BPOM. 

"Walaupun cuma satu hari, BPOM mengusulkan ditarik kemudian diperbolehkan lagi, itu untuk kami (pedagang) amat sangat menggangu untuk peredaran obat-obatan disini," papar Yoyon.

Yoyon menyebut, hal itu sempat mengganggu peredaran obat-obatan di Pasar Pramuka. Menurutnya, BPOM terburu-buru memberikan pernyataan untuk menghentikan sementara peredaran obat Praxion.

"Walaupun pemerintah, Kemenkes, maupun Badan POM mempunyai hak untuk melakukan itu, tapi maksud kami sebagai pedagang pasar adalah, jangan terlalu terburu-buru mengeluarkan statemen, jadi tidak membingungkan kami pedagang dan juga tidak membingungkan masyarakat," papar Yoyon.

Diungkapkan Yoyon, pihaknya mendukung penuh langkah pemerintah terkait peredaran obat-obatan. Sebelum munculnya temuan kasus baru gagal ginjal akut, Yoyon mengaku para pedagang sudah kembali menjual obat sirop anak dalam daftar aman yang dikeluarkan BPOM.

Namun, ia mengaku ada dampak yang dirasakan pedagang dari segi penjualan usai kasus gagal ginjal yang sebelumnya terjadi pada 2022.

"Itu (obat sirop) yang diperbolehkan ya kita coba jual lagi, walaupun penjualannya belum terlalu signifikan, masih merambat," tutur dia.

Sementara usai diumumkannya kasus baru gagal ginjal akut, Yoyon menyebut ada kendala dari penjualan obat sirop anak, khususnya yang mengandung parasetamol. Pasalnya, konsumen cenderung memilih untuk membeli obat sirop. Meski demikian, ia mengklaim penjualan obat jenis tablet atau puyer masih dalam kondisi aman.

"Praxion sendiri itu penjualan kami untuk kalangan menengah ke atas, karena harganya kan di atas Rp20.000. Jadi agak tersendat juga penjualan obat-obatan yang lain walaupun cuma satu hari (diumumkan), karena berpengaruh juga terutama (obat) yang mengandung parasetamol," tutur Yoyon.

Oleh karenanya, ia berharap ke depannya pemerintah tidak terburu-buru dalam mengeluarkan pernyataan yang berpotensi menimbulkan kepanikan bagi para pedagang. Di sisi lain, ia juga meminta pemerintah untuk mengungkapkan penyebab pasti gagal ginjal akut yang kembali muncul, agar kejadian serupa dapat diantisipasi atau dicegah dengan lebih baik.

"Kita juga pengin tau penyebab kematian bayi tersebut apa. Jadi, jangan sampai ke depannya nanti ada ada obat-obat yang lain, yang mengganggu peredaran (obat) kita di sini (Pasar Pramuka). Kasihan juga masyarakat yang sudah membeli obat-obatan tersebut menjadi bingung," ujar dia.

img
Gempita Surya
Reporter
img
Fitra Iskandar
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan