Pengamat Terorisme, Harits Abu Ulya, menduga kejadian bom bunuh diri di Mapolsek Astana Anyar adalah sisaan dari ISIS. Mereka tidak dapat bergabung kembali dalam kehidupan masyarakat yang utuh.
Harits mengatakan, pelaku telah kehilangan arah dalam menuntaskan misi jihadnya. Setelah aksi terorismenya di masa lalu dan menjalani kehidupan dalam penjara, tidak memulihkan kehidupan bersosial untuk kembali di lingkungan masyarakat.
“Bom Bandung adalah aksi dari sisa-sisa ISIS-er yang kehilangan arah,” kata Harits dalam keterangan, Rabu (7/12).
Harits menyebut, isu RKUHP yang masuk dalam protes sang pelaku tidak lebih hanya tagar belaka. Menurutnya, hal itu hanya agar ada kesan bom bunuh diri yang dilakukan memiliki tujuan dan bukan visi misi hampa.
Maka dari itu, ‘pengorbannya’ di Polsek Astana Anyar akan dianggap ada sesuatu yang genting tengah diperjuangkan. Selain itu, menyadari masyarakat bahwa jaringannya juga tengah mengusung keluhan masyarakat terkait penetapan RKUHP menjadi sah.
“Seolah teroris melek sosmed,” ujarnya.
Terakhir diberitakan, Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo menyatakan, pelaku bom bunuh diri tersebut bernama Agus Sujarno alias Agus Muslim. Pelaku merupakan bagian dari Jamaah Anshorut Daullah (JAD) Bandung atau Jawa Barat.
Menurut Sigit, pelaku merupakan mantan narapidana terorisme yang menjalani hukuman selama empat tahun di Nusa Kambangan. Pada Oktober 2021, Agus bebas dari hukuman perbuatannya di aksi bom Cicendo.