Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) mempercepat pembangunan infrastruktur pengendali banjir Bandara Yogyakarta Internasional Airport (YIA) di Kabupaten Kulon Progo. Proyek ini merupakan pembangunan yang dilakukan untuk mendukung kegiatan pariwisata pada Destinasi Pariwisata Super Prioritas (DPSP) Borobudur di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).
Dalam mengurangi risiko banjir Bandara YIA, Kementerian PUPR melalui Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Serayu Opak, Ditjen Sumber Daya Air membangun sejumlah prasarana pengendali banjir pada Daerah Aliran Sungai (DAS) Bogowonto dan Serang.
"Upaya penanggulangan bencana, termasuk banjir merupakan tanggung jawab kita bersama. Sesuai dengan tugas dan fungsinya, Kementerian PUPR berperan dalam masalah infrastruktur," kata Menteri PUPR Basuki Hadimuljono dalam keterangan resmi, Selasa (8/11).
Disampaikan Basuki, tantangan yang dihadapi Indonesia dalam pengelolaan sumber daya air adalah adanya perubahan iklim. Basuki menilai, pergeseran dan perubahan masa musim hujan dan kemarau, serta pola hujan dengan durasi pendek namun intensitasnya tinggi kerap mengakibatkan banjir. Sehingga, menurut dia, pembangunan infrastruktur pengendali banjir perlu menggunakan terapan teknologi yang sesuai dan mempertimbangkan risiko bencana.
"Dalam pelaksanaan mitigasi dan pengurangan risiko bencana, penerapan teknologi sangat penting seperti pembangunan bendungan pengendali banjir, sabo dam, jembatan bailey, dan rumah tahan gempa,” ujar dia.
Basuki menyampaikan, dukungan pembangunan infrastruktur yang dilakukan dalam proyek ini meliputi perbaikan/normalisasi badan sungai, peningkatan kapasitas sungai, pembangunan sistem drainase, sodetan, kolam retensi, pengadaan pompa banjir, hingga bangunan penahan penampung air sepanjang sungai (longstorage). Risiko banjir Bandara YIA, ujar Basuki, disebabkan kapasitas saluran drainase di kawasan bandara tidak mampu menampung debit banjir Sungai Bogowonto dan Serang.
"Terdapat dua langkah penanganan oleh BBWS Serayu Opak yakni pembangunan sistem drainase dan pengendalian debit sungai," ujarnya.
Dalam hal ini, pengendalian banjir pada Sungai Bogowonto dan Sungai Serang dilakukan menggunakan sistem drainase, kolam retensi, stasiun pompa, dan jetty untuk pembukaan muara sungai. Sistem pengendalian banjir dibagi menjadi 3 yaitu sistem Barat, Timur, dan Selatan.
Sistem Barat meliputi peningkatan kapasitas sungai Bogowonto Hilir, Kolam Retensi dan Long storage lereng, normalisasi Sungai Deres, Long storage Carik Barat dengan pompa banjir. Kemudian, sistem Timur meliputi sudetan Kalituru, peningkatan kapasitas Sungai Turi, Sungai Seling, Sungai Dengen, Sungai Kaligintung, Sungai Sidatan, Sungai Kebo Sungai Plumbon, Kolam Retensi Carik Timur dilengkapi pompa banjir. Sementara, pengendalian banjir di sistem Selatan meliputi peningkatan kapasitas Sungai Ledeng, Sungai Jelantoro dan Drainase Macanan.
Adapun pembangunan infrastruktur pengendali banjir Bandara YIA dibagi menjadi empat paket pekerjaan yang dilaksanakan sejak 2020 hingga 2023. Pertama, adalah pembangunan pengaman muara Sungai Bogowonto sisi barat yang dilaksanakan kontraktor PT Bumi Karsa-Abipraya, KSO dengan nilai kontrak Rp428,88 miliar.
"Lingkup pekerjaannya berupa pembangunan jetty sepanjang 306 meter dan tanggul sungai 322 meter, dengan progres saat ini sudah sebesar 88%," tutur dia.
Paket kedua yakni pembangunan pengaman muara Sungai Bogowonto sisi timur yang dilaksanakan kontraktor WIKA-ADP KSO dengan nilai kontrak Rp413 miliar. Lingkup pekerjaannya berupa pembangunan jetty sepanjang 306 meter dan tanggul sungai 258 meter, dengan progres saat ini sudah sebesar 97,9%.
Selanjutnya, paket ketiga adalah pembangunan prasarana pengendali banjir Sungai Bogowonto meliputi peningkatan kapasitas sungai, pekerjaan long storage, perkuatan tebing/ revetment, kolam retensi dan pengadaan pompa banjir. Saat ini, proyek yang dilaksanakan kontraktor PT Brantas Abipraya dengan nilai kontrak Rp360,2 miliar telah mencapai progres konstruksi sebesar 56,85%.
Terakhir, paket keempat yakni pembangunan prasarana pengendali banjir Sungai Serang dengan progres saat ini mencapai 68,03%. Adapun pekerjaan yang dilakukan meliputi pekerjaan peningkatan kapasitas sungai, long storage, perkuatan tebing/ revetment, kolam retensi, dan pompa. Paket pekerjaan ini dilaksanakan kontraktor PT Pembangunan Perumahan dengan nilai kontrak Rp295 miliar.