Pemenang sayembara desain revitalisasi Monas, Deddy Wahjudi, mengungkapkan, pihaknya tidak dilibatkan dalam proses penataan kawasan ikon Ibu Kota dan Indonesia. Padahal, rancangan yang dibentuknya memperhatikan konservasi dan kelestarian lingkungan.
"Kami tidak ada (saat revitalisasi dikerjakan, red) di sana, akhir tahun lalu. Sehingga, kami tidak bisa mengusulkan hal-hal ideal. Sesuai dengan desain yang kami buat," ucapnya di Gedung DPRD DKI Jakarta, Rabu (12/2).
Nelly Lolita Daniel dkk. dari LABO Indonesia merupakan pemenang pertama sayembara revitalisasi Monas kategori desain kawasan tapak Medan Merdeka. Mengusung tema "Labuan Nusantara". Deddy, salah satu anggotanya.
Beberapa waktu kemudian, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jakarta merehab kawasan Monas sisi selatan. Proyek ini berpolemik. Seperti terkait penebangan 191 pohon di sana.
Pekerjaan sempat dihentikan. Menyusul adanya instruksi dari Komisi Pengarah (KP) Pembangunan Kawasan Medan Merdeka. Namun, sudah dilanjut lagi per Minggu (9/2).
Sebagai pemenang desain, menurut Deddy, pihaknya diberikan kewenangan untuk terlibat revitalisasi. Baik dalam pengembangan maupun pengawasan. Sehingga, pelaksanaan sesuai rancangan.
Dirinya pun berharap, Ikatan Arsitek Indonesia (IAI) serta Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) membahas aturan sayembara arsitektur lebih jauh. Macam keterlibatan pemenang dalam eksekusi proyek.
"Dalam skema sayembara di Indonesia, bukan hanya di DKI, pemenang sayembara tidak memiliki skema kontraktual secara langsung. Sebagai bagian dari pengembangan desain dan pengawasannya," tuturnya.