Pemerintah Republik Indonesia akan mengajak Selandia Baru dalam upaya penyelamatan pilot pesawat Susi Air, Kapten Philip Merthens. Philip sendiri merupakan warga Selandia Baru.
Menko Polhukam RI, Mahfud MD mengatakan, tindakan penyanderaan ini tidak dapat diterima apalagi Philip adalah warga sipil. Philip masih dalam penyanderaan Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di Papua.
"Pemerintah Republik Indonesia terus melakukan komunikasi dengan pemeirntah Selandia Baru untuk memantau dan mengakselerasi penanganan pembebasan sandera Philps Mark Merthens. Penyanderaan warga sipil, dengan alasan apa pun tidak dapat diterima," kata Mahfud MD melalui siaran daring, Selasa (14/2).
Mahfud menyebut, pendekatan ini merupakan upaya persuasif menjadi pedoman utama demi keselamatan sandera, tetapi pemerintah tidak menutup upaya lain.
Pemerintah juga ingin menegaskan bahwa Papua adalah bagian sah dari NKRI. Baik menurut konstitusi Republik Indonesia maupun menurut hukum internasional maupun menurut fakta yang sekarang sedang berlangsung.
"Oleh sebab itu, karena Papua adalah bagian yang sah dari NKRI dari berbagai aspek, maka Papua seterusnya dan selamanya akan tetap menjadi bagian yang sah dari NKRI," ujarnya.
Sementara, Wakapolda Papua, Brigjen Ramdani Hidayat, mengatakan, personel gabungan terus melakukan pencarian dengan berbagai cara hingga kini. Misalnya, melakukan patroli udara.
"Itu akan kita lakukan terus sampai pilot ditemukan," katanya kepada wartawan, Jumat (10/2).
Ramdani menyebut, ada beberapa hal yang menjadi kendala dalam operasi penyelamatan ini, seperti tidak adanya akses komunikasi dan belum adanya pos keamanan di lokasi. Karenanya, aparat melakukan patroli udara.
"Maksimal patroli udara itu turun sampai ketinggian 1.500 meter. Kita juga harus memastikan keselamatan anggota yang patroli," ucapnya.
Meskipun demikian, ada kendala dalam pelaksanaan patroli udara. Misalnya, keamanan dan gangguan tembakan KKB serta wilayah operasi di kawasan pegunungan kerap diselimuti kabut.
Di sisi lain, situasi keamanan di Paro, Kabupaten Nduga, tidak kondusif setelah KKB pimpinan Egianus Kogoya mengancam pekerja yang sedang membangun puskesmas hingga menyandera beberapa warga, termasuk pilot Susi Air, sejak Sabtu (4/2).
Warga Paro pun berbondong-bondong mengamankan diri ke Distrik Kenyam dengan berjalan kaki sejak Kamis (9/2) malam. Sementara itu, aparat gabungan melalui Satgas Ops Damai Cartenz telah berhasil mengevakuasi 15 pekerja ke Kabupaten Mimika, Papua Tengah, pada Rabu (8/2).