close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
Ilustrasi. Foto Pixabay.
icon caption
Ilustrasi. Foto Pixabay.
Nasional
Minggu, 14 Agustus 2022 22:39

Pemerintah luncurkan Biomedical dan Genome Science Initiative

BGSi merupakan program inisiatif nasional pertama yang dibuat oleh Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin.
swipe

Kementerian Kesehatan (Kemenkes) meluncurkan Biomedical dan Genome Science Initiative (BGSi) di Gedung Eijkman RSUPN Cipto Mangunkusumo (RSCM), Jakarta, Minggu (14/8).

BGSi merupakan program inisiatif nasional pertama yang dibuat oleh Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin guna mengembangkan pengobatan yang lebih tepat bagi masyarakat.

Caranya, dengan mengandalkan teknologi pengumpulan informasi genetik (genom) dari manusia maupun patogen seperti virus dan bakteri atau bisa disebut dengan whole genome sequencing (WGS).

"Pengembangan WGS ini sejalan dengan transformasi bioteknologi dalam aktivitas biosurveillance dan layanan kesehatan yang ditujukan dalam peningkatan deteksi patogen dan memperbaiki pengobatan," ujar Budi dalam keterangan resmi, Minggu (14/8). 

Sebelumnya, metode WGS sendiri telah dimanfaatkan dan berperan penting dalam penanggulangan Covid-19 di Indonesia.

“Teknologi ini sangat penting untuk kesehatan masyarakat ke depan. Melalui bioteknologi genome sequensing ini, kemampuan kita untuk mengidentifikasi sumber penyakit dan mengobatinya akan sangat pasti dan personal,”ujar Budi.

Dengan teknologi ini, diagnosis dan treatmen bisa dilakukan secara pasti. Contohnya sakit batuk, walaupun gejalanya sama namun di setiap orang sakitnya bisa berbeda-beda.

"Dengan adanya BGSi ini, kita bisa identifikasi lebih cepat sakitnya apa, sehingga bisa segera diobati,” lanjut Budi.

Melalui BGSi, metode WGS akan dimanfaatkan untuk penelitian pengembangan pengobatan pada enam kategori penyakit utama lainnya, yaitu kanker, penyakit menular, penyakit otak dan neurodegeneratif, penyakit metabolik, gangguan genetik, dan penuaan.

Dalam implementasinya, BGSi dilaksanakan di tujuh rumah sakit vertikal yaitu RSUPN RSCM, RS Pusat Otak Nasional (RS PON), RSPI Sulianto Saroso, RSUP Persahabatan, RS Kanker Dharmais, RSUP Sardjito, hingga RS Prof I.G.N.G. Ngoerah.

Saat ini hanya terdapat 12 mesin WGS di Indonesia. Untuk mendukung berjalannya BGSi, Kemenkes menambah 48 mesin yang akan disebar di berbagai rumah sakit rujukan nasional yang terlibat dalam BGSi yang dilengkapi dengan mesin-mesin sequencing high throughput yang mampu memproses ratusan sampel genom manusia per minggu.

Pemerintah menargetkan ada 10.000 genome sequences manusia yang terkumpul dan diteliti dalam dua tahun ke depan, guna pemetaan varian data genome dari populasi penduduk Indonesia yang memiliki penyakit prioritas yang telah ditentukan sebelumnya.

“Mudah-mudahan melalui inisiatif yang futuristik ini akan mempercepat indeks pembangunan manusia kita,” ujar Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, Muhadjir Effendi.

img
Satriani Ari Wulan
Reporter
img
Satriani Ari Wulan
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan