close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto./AntaraFoto
icon caption
Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto./AntaraFoto
Nasional
Minggu, 04 November 2018 16:31

Pemerintah perkuat poros Palu-Cirebon sebagai pusat bahan baku

Kinerja ekspor industri furnitur serta peranan Indonesia dalam ekspor furnitur dunia harus ditingkatkan lagi
swipe

Pemerintah memperkuat kembali poros Palu-Cirebon sebagai pusat bahan baku dan pusat industri furnitur rotan. Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto, mengatakan, hal ini sejalan dengan target pemerintah untuk mendorong ekspor furnitur rotan pada tahun ini.

“Indonesia memiliki ketersediaan bahan baku berupa kayu, rotan, dan bahan alami yang mencukupi untuk industri furnitur. Sayangnya, kinerja ekspor furnitur masih relatif kecil dibandingkan dengan potensi bahan baku yang ada. Dengan demikian, kinerja ekspor industri furnitur serta peranan Indonesia dalam ekspor furnitur dunia harus ditingkatkan lagi,” kata Airlangga pada keterangan tertulisnya (3/11).

Sebagai informasi, ekspor industri furnitur pada 2015 mencapai US$1,71 miliar. Kemudian pada 2016 mencapai US$ 1,61 miliar, dan sebesar US$1,63 miliar pada 2017. Sementara itu, nilai perdagangan furnitur dunia berdasarkan data CSIL sebesar US$130 miliar pada 2015, US$131 miliar pada 2016, dan US$138 miliar di 2017.

Kinerja ekspor furnitur juga masih relatif kecil dibandingkan dengan potensi bahan baku yang ada. Seperti diketahui, Indonesia merupakan penghasil 85% bahan baku rotan dunia. Daerah penghasil rotan di Indonesia sebagian besar berada di Kalimantan, Sulawesi dan Sumatra. Dari 306 jenis rotan, saat ini baru 51 jenis yang termanfaatkan.

Untuk itu, kata Airlangga, pemerintah berupaya mengoptimalkan potensi industri furnitur dan kerajinan melalui beberapa kebijakan, di antaranya dengan mendirikan Politeknik Industri Furnitur dan Pengolahan Kayu di lokasi Kawasan Industri Kendal, Jawa Tengah. Peningkatan kapasitas SDM terampil juga dilakukan dengan Program Pendidikan Vokasi yang link and match antara SMK dengan industri. 

Airlangga juga menyampaikan kepada para pengusaha mebel rotan di Cirebon serta Ketua dan Pengurus Himpunan Industri Mebel dan Kerajinan Indonesia (HIMKI) bahwa potensi bahan baku rotan di Palu, Sulawesi Tengah harus dimanfaatkan optimal. Terlebih Kemenperin telah membangun fasilitas Pusat Inovasi Rotan Nasional (PIRNas) yang berlokasi di Kawasan Industri Palu.  “Kami akan mengajak industri yang ada di Cirebon ke Palu untuk melihat sumber bahan baku dan minta sebagian proses awal produksi dipindahkan ke Palu,” ujar Airlangga.

PIRNas yang telah diresmikan dan beroperasi sejak 2014 ditujukan sebagai basis pengembangan rotan nasional, khususnya untuk desain dan teknologi produksi produk rotan. PIRNas juga dilengkapi dengan mesin-mesin dengan teknologi baru serta gudang penyimpanan produk. Dengan fasilitas yang ada, industri dari Cirebon dapat memanfaatkan fasilitas tersebut untuk memproduksi komponen di lokasi yang dekat dengan bahan baku.

“Industri dari Cirebon tinggal bawa pekerja dan mesin lain yang dibutuhkan, nanti di sini tinggal perakitan dan finishing. Dengan begitu, Cirebon bisa menjadi bagian dari rekonstruksi Palu. Selain itu, masyarakat di Palu yang dekat dengan bahan baku juga bisa merasakan hasil industri rotan," katanya.

Ketua HIMKI Soenoto mengatakan berupaya membangun industri furnitur dan kerajinan sebesar-besarnya. Menurut dia, permintaan Kemenperin merupakan bentuk hilirisasi sehingga pihaknya melihat terbukanya kemungkinan untuk merapat ke Palu.

 “Tantangan ekspansi lagi-lagi SDM sehingga pekerja dari Cirebon akan dibawa ke sana untuk memberikan technical assistance kepada tenaga kerja baru di Palu,” katanya
 

img
Laila Ramdhini
Reporter
img
Hermansah
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan