Kementerian Keuangan memutuskan untuk memenangkan permintaan sebesar Rp30 triliun (bid to cover ratio sebesar 2,57 kali) atas lelang surat utang negara (SUN) yang berlangsung, Rabu (18/8).
Lelang tersebut adalah, untuk seri SPN03211118 (new issuance), SPN12220819 (new issuance), FR0090 (reopening), FR0091 (reopening), FR0088 (reopening), FR0092 (reopening) dan FR0089 (reopening).
"Dengan jumlah SUN yang dimenangkan tersebut, pemerintah tidak memerlukan penyelenggaraan lelang SUN tambahan (green shoe option)," kata Direktur Surat Utang Negara Direktorat Jenderal Pembiayaan dan Pengelolaan Risiko Kemenkeu Deni Ridwan, dalam keterangannya, Rabu (18/8).
Adapun, icoming bids pada lelang hari ini masih cukup solid di atas target indikatif yang diumumkan pemerintah. Pelaku pasar masih mencerna arah pergerakan pasar SUN ke depan seiring dengan arah perbaikan ekonomi global.
Selain itu, meningkatnya volatilitas yield US Treasury, perkembangan kasus Covid 19 varian delta, serta pidato Nota Keuangan 2022 yang disampaikan presiden RI pada 16 Agustus 2021, turut memengaruhi naik turunnya penawaran.
"Di tengah likuiditas yang masih cukup tinggi, pelaku pasar masih cukup confident untuk berpartisipasi di lelang SUN hari ini dengan bid yang masuk mencapai Rp77,07 triliun," ujarnya.
Bid yang masuk masih didominasi oleh investor domestik dengan proporsi sebesar 91,25%. Bid terbesar terdapat pada tenor enam dan 11 tahun. Sementara, partisipasi asing sebesar 8,25% dari total bids yang masuk pada lelang hari ini.
Pada lelang SUN ini, Weighted Average Yield (WAY) yang dimenangkan untuk seri Obligasi Negara di bawah 30 tahun yang ditawarkan naik tipis sebesar 1-6 bps, apabila dibandingkan pada lelang sebelumnya.
Di sisi lain, untuk tenor 30 tahun terdapat penurunan WAY sebesar 1 bps. Namun jika dibandingkan dengan level yield pada secondary market, untuk WAY pada tenor di bawah 30 tahun umumnya mengalami penurunan sebesar 1-4 bps.