close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
Petugas Kemenkes mengoperasikan cara kerja alat Polymerase Chain Reaction (PCR) untuk pemeriksaan spesimen swab tenggorokan pasien terduga Covid-19 di Laboratorium Rumah Sakit USU Medan, Sumatera Utara, Kamis (16/4/2020). Foto Antara/Septianda Perdana
icon caption
Petugas Kemenkes mengoperasikan cara kerja alat Polymerase Chain Reaction (PCR) untuk pemeriksaan spesimen swab tenggorokan pasien terduga Covid-19 di Laboratorium Rumah Sakit USU Medan, Sumatera Utara, Kamis (16/4/2020). Foto Antara/Septianda Perdana
Nasional
Selasa, 21 April 2020 17:53

Pemerintah sebut ada laboratorium Covid-19 setop beroperasi

Laboratorium yang berhenti beroperasi disebabkan tak adanya reagen yang diperlukan untuk memeriksa Covid-19.
swipe

Sejumlah laboratorium pemeriksaan Covid-19 dengan metode polymerase chain reaction atau PCR, berhenti beroperasi lantaran tak adanya reagen yang diperlukan. Juru bicara pemerintah untuk penanganan Covid-19 Achmad Yurianto mengatakan, pemerintah akan segera memenuhi kebutuhan tersebut.

"Saat ini jumlah laboratorium yang beroperasi ada 37. Beberapa laboratorium terpaksa harus menghentikan aktivitasnya, karena memang reagennya belum sampai," kata Yuri, sapaan Achmad Yurianto, saat konfrensi pers jarak jauh dari Graha BNPB, Jakarta Timur, Selasa (21/4).

Menurutnya, pemerintah telah melakukan pengadaan reagen yang diperlukan untuk memeriksa keberadaan virus corona. Reagen-reagen tersebut pun akan segera didistribusikan agar aktivitas pemeriksaan dapat kembali berjalan.

"Kita pastikan bahwa besok, maka (laboratorium) akan beroperasi keseluruhannya," kata dia.

Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan itu juga menjelaskan, hingga hari ini terdapat 186.333 orang dalam pemantauan atau ODP. Adapun jumlah pasien dalam pengawasan atau PDP sebanyak 16.763 orang.

"Data ini akumulatif yang kami kumpulkan dari dinas kesehatan provinsi seluruh Indonesia. Angka ini yang kemudian akan kita jadikan prioritas pengecekan laboratorium," ucapnya.

Selain itu, terdapat penambahan kasus konfirmasi positif menjadi 7.135 orang. Dari jumlah tersebut, 842 orang di antaranya telah sembuh dan 616 orang meninggal. Yuri menyebut, seluruh provinsi di Indonesia sudah terdampak coronavirus. Bahkan, terjadi peningkatan kabupaten atau kota yang terdampak virus asal Wuhan, Tiongkok itu.

"Kabupaten kota yang terdampak meningkat menjadi 257 kabupaten kota," katanya.

Berdasarkan kasus akumulatif itu, DKI Jakarta menjadi wilayah dengan jumlah pasien sembuh terbanyak, yaitu 286 orang, Jawa Timur sebanyak 100 orang, Sulawesi Selatan 73 orang, Jawa Barat 75 orang, dan Jawa Tengah 51 orang.

"Apabila di total dengan keseluruhan provinsi yang lain, maka jumlah sembuh adalah 842 orang," kata Yuri.

img
Achmad Al Fiqri
Reporter
img
Gema Trisna Yudha
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan