Pemerintah menambah kuota program beasiswa Bidikmisi 52% atau 45.000 mahasiswa menjadi 130.000 pada 2019.
Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Kemristekdikti) akan menambah kuota penerima program Bidikmisi pada tahun 2019 sebagai bentuk komitmen dan fokus kerja pemerintah dalam memrioritaskan pengembangan kualitas sumber daya manusia (SDM).
Menristekdikti Mohamad Nasir mengatakan, kuota penerima program Bidikmisi akan bertambah dari 85.000 mahasiswa pada tahun 2018 menjadi 130.000 mahasiswa di tahun 2019.
"Kami akan tingkatkan dari 85.000 menjadi 130.000 penerima di tahun 2019 ini. Sehingga hampir 50%-lah kenaikannya, mudah-mudahan nanti bisa berjalan. Karena yang selama ini saya rasa masih kurang," ujar Nasir usai memberikan kuliah umum di Politeknik Negeri Madiun (PNM), Rabu (9/1).
Menurut dia, program Bidikmisi dapat memotong mata rantai kemiskinan karena anak-anak dari keluarga kurang mampu yang berprestasi dapat menyelesaikan pendidikan tinggi. Dengan demikian, daya saing SDM nasional dapat terus meningkat.
Penambahan kuota tersebut juga sesuai instruksi presiden, dimana prioritas pembangunan akan digeser dari infrastruktur ke pembangunan sumber daya manusia. Sebanyak, 80% penerima bantuan Bidikmisi tahun 2018 telah menunjukan prestasi dengan meraih Indeks Prestasi Komulatif (IPK) di atas 3.00.
Lebih lanjut dikatakannya, program Bidikmisi diakui sangat barmanfaat bagi masyarakat karena memiliki peluang besar untuk mendapatkan pekerjaan yang lebih baik.
Seperti diketahui, Bidikmisi merupakan bantuan biaya pendidikan bagi calon mahasiswa tidak mampu secara ekonomi dan memiliki potensi akademik baik untuk menempuh pendidikan di perguruan tinggi pada program studi unggulan sampai lulus tepat waktu.
Beasiswa Bidikmisi, dapat dipakai untuk kuliah di perguruan tinggi negeri maupun swasta. Sejauh ini, alumni Bidikmisi banyak yang sudah bekerja di perusahaan swasta, BUMN, pendidikan, maupun berwirausaha.
Selain Bidikmisi, pemerintah juga memberikan beasiswa lain, di antaranya, Peningkatan Prestasi Akademik (PPA), beasiswa Afirmasi Pendidikan Tinggi (ADik) Papua, Papua Barat, dan wilayah terdepan, terluar, dan tertinggal (3T).
Menristekdikti Mohamad Nasir melakukan kunjungan kerja ke Politeknik Negeri Madiun (PNM) guna memberikan kuliah umum bertema "Mendorong Pendidikan di Politeknik Untuk Mempersiapkan Lulusan Unggul Era Industri 4.0".
Menteri Nasir juga menerima pertanyaan dari mahasiswa dan dosen PNM terkait pengembangan pendidikan vokasi.
Selain itu, dalam kesempatan tersebut, Menteri Nasir juga mendorong agar politeknik di Indonesia berkolaborasi langsung dengan industri yang terdekat dengan Politeknik tersebut. Hal itu agar menghasilkan SDM yang terampil dan berdaya saing.
Ia menyebutkan, di Indonesia, baru ada dua politeknik yang sudah bekerja sama dengan industri dengan baik. Yakni Politeknik Negeri Batam dengan perusahaan perawatan pesawat, dan Politeknik Negeri Madiun (PNM) yang dalam hal ini bekerja sama dengan PT INKA. (Ant).