Menteri Koordinator bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD mengundang beberapa kementerian dan lembaga untuk rapat koordinasi terbatas (rakortas) di kantornya.
Menurut Mahfud, salah satu yang menjadi pembahasan adalah penyanderaan tiga WNI oleh kelompok Abu Sayyaf di Filipina.
“Tadi, ada TNI, BIN, KKP (Kementerian Kelautan dan Perikanan), Lalu, ada Wamenhan dan Kementerian Luar Negeri,” kata Mahfud usai rakortas di Kantor Kemenko Polhukam, Jakarta Pusat, Selasa (17/12).
Ia mengatakan, secara garis besar, rakortas membahas soal penyusunan langkah yang akan dilakukan. Meski begitu, ia tak ingin memberitahu langkah-langkah apa saja yang akan diterapkan.
“Rahasia negara,” katanya.
Namun, intinya, langkah-langkah itu tak menggunakan kekerasan, yang akan menimbulkan korban jiwa dan tanpa menodai kedaulatan Indonesia serta negara-negara terkait.
"Kasus ini bersentuhan dengan tiga negara, yakni Malaysia, Filipina, dan Indonesia. Malaysia itu yang punya perusahaan, yang mempekerjakan nelayan. Filipina, ada empat warganya yang melakukan penyanderaan, dan Indonesia korbannya," kata Mahfud.
Sejauh ini, kata Mahfud, sandera sudah diketahui keadaannya oleh intel-intel negara. Akan tetapi, untuk target pembebasa, ia belum bisa memastikan.
Lebih jauh, Mahfud menambahkan, secara diplomasi, komunikasi antara Indonesia dan Filipina tengah berlangsung.
"Pokoknya semua sudah kita lakukan seperti layaknya sebuah negara yang memang punya kewajiban melindungi warganya. Itu saja," kata dia.