Pemprov DKI Jakarta melalui PT Jakarta Propertindo (Jakpro) selaku pelaksana proyek JIS melakukan ground breaking pembangunan penataan Kampung Susun Bayam, Pademangan, Jakarta Utara, pada Sabtu (7/5). Kampung Bayam merupakan permukiman yang terdampak pembangunan Jakarta International Stadium (JIS).
Jakpro telah melakukan kegiatan sosialisasi dengan Resettlement Action Plan (RAP) bersama warga sekitar yang terdampak pembangunan JIS sejak Mei-Agustus 2019. RAP ini bertujuan agar warga yang terdampak tidak mengalami penurunan kualitas hidup, tetap dapat hidup berkelanjutan, serta anak-anak dapat meraih apa yang dicita-citakan.
“Hari ini, kita mulai babak baru untuk peletakan batu pertama pencanangan Kampung Susun Bayam. Proses pembangunan memang ada urutannya. Ketika proses tersebut, bagi yang menjalani akan terasa lama, tetapi sesudah nanti terbangun akan menjadi sebuah tempat bapak/ibu menorehkan sejarah panjang di masa depan,” terang Gubernur Provinsi DKI Jakarta Anies Baswedan dalam keterangan tertulisnya, Sabtu (7/5).
Gubernur Anies menyebutkan, pencanangan Kampung Susun Bayam ini mengirimkan pesan bahwa Pemprov DKI Jakarta melakukan pembangunan yang memfasilitasi semua, di mana warga mendapatkan kesempatan yang sama, termasuk warga Kampung Bayam yang berada di dekat pembangunan JIS.
“Ini mengirimkan pesan bahwa pembangunan yang dilakukan di tempat ini adalah pembangunan yang memfasilitasi semuanya. Semua mendapat kesempatan yang sama untuk masa depan yang cerah dan Pemprov DKI menjunjung tinggi kesetaraan kemanusiaan yang diwujudkan dalam bentuk nyata untuk warga Kampung Bayam,” tambahnya.
Lebih lanjut, Gubernur Anies menegaskan, pembangunan Kampung Susun Bayam ini tidak akan menghilangkan penghidupan atau mata pencaharian warga, di mana sebelumnya warga banyak berprofesi sebagai petani perkotaan atau urban farmer.
“Bukan hanya hunian, tetapi penghidupannya direncanakan dengan melibatkan semua. Nantinya yang berprofesi sebagai petani dapat terus meneruskan profesinya, sehinga menjadi contoh di samping stadion bertaraf internasional, berdampingan dengan masyarakat petani perkotaan,” paparnya.
Gubernur Anies berharap, permukiman seluas 11,8 hektare tersebut dapat dikerjakan tepat pembiayaan, tepat waktu dan tepat kualitas. Sehingga, pada September 2022 pembangunan ini dapat selesai.
“Kami titipkan tiga hal pada semua yang mengerjakan, yakni on budget, on schedule, dan on quality. Sehingga, huniannya jadi yang terbaik serta tepat waktu tuntas September,” tandasnya.
Salah satunya, tokoh masyarakat Kampung Bayam, Paulinus Melatuna yang bersyukur warga dilibatkan dalam perencanaan, sehingga nantinya hunian tersebut akan sesuai dengan apa yang dibutuhkan warga.
“Kami bersyukur tak diabaika. Kami berharap semua rencana berjalan lancar dan tuntas hingga nanti ditempati,” tuturnya.
Untuk diketahui, Kampung Susun Bayam terdiri dari tiga blok/gedung dengan empat lantai yang diperuntukkan bagi 135 kepala keluarga, ditambah dengan tiga unit hunian khusus difabel, sehingga total berjumlah 138 unit hunian. Unit hunian memiliki luas 36 meter persegi dengan layout ruangan meliputi dua kamar tidur, satu kamar mandi, dapur, ruang keluarga, balkon dan tempat menjemur pakaian.
Desain Kampung Susun Bayam mengambil konsep mezzanine (hunian bertumbuh), yang mana pada satu lantai bangunan terdapat dua lantai fungsional. Kampung Susun Bayam juga memiliki fasilitas pendukung, seperti unit usaha warga, koperasi dan gudang, musala, tempat wudu, taman kanak-kanak dan perpustakaan, aula serbaguna, toilet umum, serta ramp difabel