Pemerintah Provinsi Jawa Tengah (Pemprov Jateng) menyoroti perkembangan pandemi Covid-19 di tiga daerah. Cilacap, misalnya, lantaran telah terdeteksi adanya varian baru asal India, B.1617.2, serta Kudus karena lonjakan kasus dan Kendal menyusul munculnya klaster lembaga pemasyarakatan (lapas).
Gubernur Jateng, Ganjar Pranowo, pun meminta penambahan tempat tidur (TT) rawat ataupun unit perawatan intensif (ICU) dan penegakan protokol kesehatan (prokes) secara tegas. Selain itu, meminta tenaga kesehatan (nakes) yang tertular varian B.1617.2 di Cilacap diisolasi terpusat.
"Yang dari Cilacap terkait dengan varian dari India, nakesnya kita minta diisolasi terpusat. Lalu kami minta seluruh Jawa Tengah tempat tidur (rumah sakit) ditingkatkan," ujarnya di Kantor Gubernur, Kota Semarang, Senin (24/5).
Kasus penyebaran Covid-19 di Cilacap diduga berasal dari anak buah kapal (ABK) MV Hilma Bulker, yang mengangkut gula rafinasi asal India. Sebanyak 47 nakes lalu terinfeksi B.1617.2 dari belasan ABK yang dirawatnya.
Untuk memastikannya telah dikirimkan sampel mukosa nakes ke Universitas Gadjah Mada (UGM). Sebanyak 12 sampel telah diteliti di fasilitas kesehatan (faskes) sesuai persyaratan medis.
Ganjar pun meminta aparat penegak hukum bersikap tegas dalam menindak pelanggaran prokes, seperti kerumunan. Apalagi, kini mulai banyak bermunculan klaster keluarga pascamudik Lebaran.
"Ada tren peningkatan kasus harian yang ada di sini sampai minggu ke-20. Ini akibat liburan mudik atau yang nekat mudik," jelasnya, melansir situs web Pemprov Jateng. "Proporsi klaster terbesar itu keluarga 62,4%."
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Jateng, Yulianto Prabowo, menambahkan, pihaknya akan mengintensifkan 3T atau pengetesan (testing), penelusuran (tracing), dan perawatan (treatment) dalam penanganan pandemi di Cilacap, Kudus, dan Kendal. "Varian baru karena penyebarannya cepat, maka kita harus ketat."
Sementara itu, lonjakan kasus Covid-19 di Kudus menyebabkan tingkat keterisian kasur (bed occupancy rate/BOR) tinggi hingga 75-80%. Karenanya, pasien bakal dirujuk ke daerah lain.
"Kita siapkan rumah sakit di Semarang, seperti (RS) Wongsonegoro. Itu, kan, BOR-nya rendah, padahal tempat tidurnya banyak. Itu siap untuk dirujuk di (RS) Wongsonegoro. Jadi, kabupaten sekitarnya siap mendukung," paparnya.
Menurutnya, kasus Covid-19 di "Kota Kretek" lantaran banyak masyarakat yang abai prokes. "Dimulai dari klaster keluarga, saat makan bersama lepas masker dan saling bercengkrama."