Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta menyayangkan insiden perusakan rumah warga di Pulo Gadung, Jakarta Timur, karena pemilik melaporkan pelaksanaan salat Tarawih di masjid setempat kepada Gubernur Anies Baswedan via Twitter.
Menurut Kepala Biro Pendidikan Mental dan Spiritual (Dikmental) Jakarta, Hendra Hidayat, mestinya ada musyawarah agar masalah selesai tanpa kerusuhan. Apalagi, umat muslim mesti lebih menahan nafsu dan amarah saat Ramadan.
"Seyogyanya tidak terjadi hal yang bersifaf anarkis seperti itu. Musyawarah harus lebih diutamakan," ujarnya saat dikonfirmasi wartawan, Selasa (28/4).
Dirinya mengaku, Biro Dikmental sudah menyosialisasikan kepada Dewan Kemakmuran Masjid (DKM) se-Jakarta agar tak menggelar salat berjemaah, termasuk Tarawih, selama pembatasan sosial berskala besar (PSBB).
"Bahkan, pihak MUI DKI Jakarta sendiri juga sudah mengeluarkan surat edaran (SE) bersama untuk tetap beribadah bersama keluarga di rumah," jelasnya.
Aturan, jelas Hendra, diterbitkan untuk dipatuhi masyarakat. Sehingga, tujuan memutus rantai penularan coronavirus baru (Covid-19) di Ibu Kota tercapai. "Tentunya demi kebaikan dan keselamatan bersama."
Sekelompok orang merusak rumah seorang warga di Pulo Gadung, Sabtu (25/4) dini hari. Perbuatan tercela ini terekam video dan sempat viral di media sosial.
Camat Pulo Gadung, Bambang, menyatakan, kelompok itu menyasar kediaman H. Aselih. Rumahnya persis di sebelah Masjid Al Wastiyah, RT 10/RW 03. "(Korban) diduga sebagai pelapor pada Twitter Pak Gubernur," ucapnya, Minggu (26/4).