United Nations High Commissioner for Refugees (UNHCR) tak dapat berbuat banyak dalam menyediakan tempat tinggal bagi para pencari suaka di Jakarta. UNHCR hanya memberikan bantuan dana yang dinilai para pengungsi tak cukup memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari.
Dari penelusuran reporter Alinea.id, UNHCR hanya menyediakan dana senilai Rp1 juta bagi untuk kebutuhan hidup para pengungsi selama satu bulan. Seorang pencari suaka bernama Muharam Hussein yang berasal dari Afghanistan, mengaku UNHCR memberi sejumlah uang pada mereka.
"UNHCR memberi kami pegangan Rp1 juta untuk sebulan," ujarnya kepada reporter Alinea.id di gedung bekas kodim, Kalideres, Jakarta Barat, Sabtu (31/8).
Jumlah tersebut diberikan setiap bulannya sampai enam bulan ke depan, dan tidak termasuk tempat tinggal selanjutnya.
"Uang segitu sebetulnya tak cukup buat kami, apalagi yang membuat kita semua kebingungan adalah mencari tempat tinggal selanjutnya. Harus di mana dengan uang segitu," katanya
Merasa tak tahu arah Hussein dan sejumlah kawan pencari suaka lainnya mengaku akan nekat menetap tinggal di depan Kantor UNHCR, Jalan Kebon Sirih Kav.75, Menteng, Jakarta Pusat.
"Kita akan tinggal dengan tenda yang kita punya di depan kantor UNHCR untuk sementara ini," ucapnya.
Sebagian pencari suaka lainnya mengaku sudah mendapatkan tempat tinggal di dekat gedung eks Kodim Kalideres, Jakarta Barat.
"Saya dan saudara lainnya sudah dapat kos-kosan seharga Rp400 ribu untuk dihuni 3 orang," ujar seorang pencari suaka asal Afghanistan, Mohammad Ali kepada Alinea.id.
Senada dengan Husein, Ali mengaku nilai bantuan yang diberikan UNHCR sangat kurang baginya.
"Setidaknya kami harap mendapat Rp1,5 juta, untuk tempat tinggal dan makan, atau setidaknya UNHCR menyediakan tempat tinggal kepada kami sebelum mentransfer kami ke negara tujuan," katanya.
Para pengungsi yang selama ini menempati gedung bekas kodim di Kalideres, Jakarta Barat, harus meninggalkan lokasi tersebut hari ini. Namun karena banyaknya jumlah pengungsi, Pemprov DKI memperpanjang tenggat waktu ini hingga Senin (2/9).
Pemindahan para pengungsi dilakukan karena Pemprov DKI tak lagi mempunyai dana untuk membantu mereka. Namun demikian, UNHCR pun tak mampu berbuat banyak dalam menyediakan tempat tinggal bagi mereka.
"Masalah itu kami serahkan kepada para pengungsi untuk memutuskan mau tinggal di mana, kami hanya memberi bantuan sebatas untuk bertahan hidup dan membangun proyek agar mereka bisa hidup secara mandiri," ujar Kepala Perwakilan UNHCR Indonesia, Thomas Vargas.
Dikonfirmasi lebih lanjut jenis bantuan dan proyek yang dimaksud, UNHCR Thomas tak memberi penjelasan rinci. Namun dia mengatakan, pihaknya akan bekerja sama dengan pemerintah agar para pengungsi diberi kesempatan untuk berkontribusi di lokasi yang mereka tempati.
Namun demikian, ia juga tak menjawab lugas mengenai bantuan yang diberikan UNHCR hingga keinginan tersebut dapat dilaksanakan.
"Apa yang dapat saya katakan adalah bahwa kami mencoba yang terbaik dengan sumber daya terbatas yang kami miliki, untuk memenuhi kebutuhan mendesak para pengungsi. Tapi kita tidak bisa berhenti di situ, yang juga penting adalah mengembangkan proyek agar mereka bisa mengurus diri sendiri. Sebab, bantuan langsung tidak berkelanjutan dan para pengungsi ingin dapat berkontribusi untuk masyarakat setempat," katanya menjelaskan.
Hari ini pencari suaka dipindahkan menggunakan lima mini bus ke daerah Tebet, Jakarta Selatan. Sedangkan untuk barang-barang pencari suaka di angkut menggunakan truk Satpol PP.
Pengosongan gedung penampungan sementara berjalan kondusif dan aman. TNI, Polri dan Satpol PP juga terlihat melakukan pengamanan di sana.
Sebelumnya para pencari suaka hanya bisa menempati eks gedung kodim sampai 31 Agustus 2019. Sedangkan, bantuan makanan dari Dinas Sosial DKI Jakarta bagi para pencari suaka sudah dihentikan sejak 21 Agustus 2019.
Selain makanan, bantuan fasilitas kesehatan dan air minum kepada para pencari suaka juga perlahan dihentikan. Mulai 21-31 Agustus 2019, para pencari suaka disosialisasikan untuk meninggalkan eks gedung kodim.