close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
Petugas gabungan sedang mencari korban gempa Cianjur, Selasa (22/11/2022). Foto BNPB
icon caption
Petugas gabungan sedang mencari korban gempa Cianjur, Selasa (22/11/2022). Foto BNPB
Nasional
Rabu, 23 November 2022 11:48

Kepala BNPB: Seluruh korban gempa Cianjur yang hilang harus ditemukan

Hingga Selasa (22/11), ada 151 korban yang dilaporkan hilang.
swipe

Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Letjen TNI Suharyanto, menginstruksikan agar seluruh korban gempa Cianjur yang masih hilang dapat segera ditemukan dan dievakuasi. Hingga Selasa (22/11), ada 151 korban yang dilaporkan hilang.

Suharyanto meminta agar proses pencarian korban tidak bergantung ke Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan (Basarnas). Hal itu disampaikannya dalam Rapat Koordinasi di Pendopo Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, Rabu (23/11).

"Yang harus dilakukan, fokus golden time 3x24 jam, waktu yang harus kita fokuskan semuanya dalam pencarian dan evakuasi korban. Ini kita tidak bisa hanya serahkan ke Basarnas saja," kata Suharyanto.

Disampaikan Suharyanto, salah satu indikator berakhirnya masa tanggap darurat adalah ditemukannya seluruh korban yang masih dinyatakan hilang. Oleh karenanya, ia memerintahkan agar seluruh korban dapat segera ditemukan dan dievakuasi dalam kondisi selamat maupun meninggal dunia.

"151 (korban) yang hilang itu harus ditemukan, apakah dalam keadaan sehat atau sudah meninggal dunia. Batasnya tanggap darurat salah satunya adalah harus ditemukan (korban) yang hilang," ujar dia.

Suharyanto juga meminta seluruh tim yang akan melakukan evakuasi untuk mengajak masyarakat agar mau direlokasi ke pusat pengungsian. Saat ini ada 14 titik pengungsian terpusat yang tersebar di 12 kecamatan yang terdampak.

“Kita yakinkan hari demi hari harus lebih baik, tidak ada pengungsi yang tinggal di tempat darurat,” ujarnya.

Dalam keterangannya usai rapat, Suharyanto mengungkapkan pencarian korban pada hari ini difokuskan pada empat titik. Keempat titik tersebut yakni di Kampung Cugenang, Kampung Rawacina Desa Nagrak, Kampung Salakawung Desa Sarampad, dan Warung Sate Shinta.

Ditambahkan Suharyanto, rapat koordinasi yang melibatkan berbagai unsur mulai dari kepala desa, Kementerian PUPR, serta pihak perguruan tinggi juga mulai dilakukan untuk pendataan kategori rumah-rumah warga yang mengalami kerusakan ringan, sedang, atau berat akibat gempa.

Data BNPB hingga Selasa (22/11) sore mencatat ada 268 korban meninggal dunia, di mana 122 jenazah korban telah teridentifikasi. Adapun korban luka-luka sebanyak 1.083 orang, mengungsi 58.362 orang.

BNPB juga mencatat kerugian materil, yakni rumah rusak berat sebanyak 6.570 unit, rumah rusak sedang 2.071 unit, rumah rusak ringan 12.641 unit. Adapun pendataan terkait jumlah korban dan kerugian materil terus dilakukan.
 

img
Gempita Surya
Reporter
img
Ayu mumpuni
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan