Trauma masih melanda warga terdampak gelombang tsunami Selat Sunda. Tak terkecuali Tim SAR yang bertugas melakukan penyisiran korban di hotel Mutiara, Carita, Kabupaten Pandeglang.
Pada saat penyisiran, mereka lari berhamburan usai mendengar teriakan salah satu anggota tim SAR saat melihat gelombang di pesisir pantai Hotel Mutiara semakin meningkat.
"Pak lihat air laut naik. Air laut naik, ada buih-ada buih," kata salah satu anggota SAR saat melaporkan ke koordinator pencarian sembari berlari di pesisir pantai hotel Mutiara, Carita, Kabupaten Pandeglang, Rabu (26/12).
Ketegangan pun tak bisa dihindarkan, seluruh tim SAR baik dari TNI-Polri dan anggota Basarnas hingga wartawan yang sedang meliput berlarian ke gerbang hotel menjauh dari pesisir laut mencari tempat lebih tinggi.
Tim SAR tidak lupa mengevakuasi warga Carita yang tinggal tidak jauh dari hotel ke dataran lebih tinggi.
Selain itu, Tim SAR pun memutuskan menghentikan sementara penyisiran di pesisir pantai Carita sampai situasi gelombang mulai aman dan memungkinkan melakukan pencarian.
Sementara puluhan pengungsi di Carita, Kabupaten Pandeglang mulai diserang penyakit. "Mayoritas penyakitnya masalah ISPA, batuk, filek, flu, pusing-pusing hingga gatal-gatal," kata anggota tim medis di posko pengungsian di daerah Carita Tomas Mediansyah Baskoro di Posko Pengungsian di daerah Tahura-Carita, Kabupaten Pandeglang, Rabu (36/12).
Baru beberapa jam saja ia dan para relawan membuka posko pengobatan setidaknya sudah 70 sampai 75 pengungsi mulai mengeluh karena penyakit. Bahkan, ada beberapa pengungsi yang memiliki penyakit khusus mulai kesulitan mendapatkan obat.