Para pendukung Prabowo Subianto-Sandiaga Uno berunjuk rasa di Kantor Komnas HAM hari ini. Mereka bergerak setelah berkumpul bersama di Masjid Sunda Kelapa, Menteng, Jakarta Pusat.
Seorang peserta unjuk rasa bernama Abdullah Maki Tulung (32) mengatakan, aksi ini hanya menuntut penyelesaian insiden kerusuhan 21-22 Mei. Aksi mereka tak berhubungan dengan hasil pemilu, termasuk persidangan di Mahkamah Konstitusi (MK). MK memutuskan menolak semua gugatan pasangan Prabowo-Sandi.
"Kalau terkait hasil putusan MK itu adalah hasil secara konstitusi dan tentunya kita menghargai putusan teesebut. Jadi tidak ada hubungannya," ucap Abdullah kepada reporter Alinea.id dalam perjalanan menuju Komnas HAM, Jumat (28/6).
Dalam perjalanan dari Masjid Sunda Kelapa ke kantor Komnas HAM, massa mengibarkan bendera kuning. Menurut Muki, bendera kuning merupakan tanda duka cita terhadap korban meninggal kerusuhan 21-22 Mei. Para pelaku yang menyebabkan sembilan orang meninggal hingga saat ini masih belum terungkap.
"Ya, sampai saat ini rakyat Indonesia masih berduka atas kepergian para mujahid-mujahid yang memperjuangkan hak-hak mereka secara konstitusi, baik itu di KPU atau Bawaslu," kata Abdullah.
Menurutnya, hingga lebih dari sebulan peristiwa tersebut terjadi, polisi belum berhasil mengungkap siapa pelakunya. Karena itu, mereka mendorong agar segera ada kejelasan atas pelaku penembakan tersebut.
"Sampai sekarang belum tuntas siapa yang bertanggung jawab dan siapa yang melakukan itu, sehingga kami menuntut agar segera terungkap siapa dalangnya," katanya.
Dalam aksi di sekitar Gedung MK saat pembacaan putusan perselisihan hasil pemlihan umum (PHPU), Kamis (27/6), koordinator aksi Abdullah Hehamahua telah menyerukan pada massa yang hadir saat itu untuk mengikuti aksi hari ini. Abdullah mengajak massa berkumpul di Masjid Sunda Kelapa sebelum bergerak ke Komnas HAM.
"Besok salat Jumat di Masjid Sunda Kelapa. Dari sana kita lapor ke Komnas HAM mengenai korban KPPS dan korban (kerusuhan) tanggal 22 Mei," kata Abdullah.