close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
Capres Prabowo Subianto harus bertanggung jawab atas kerusuhan pada aksi 22 Mei 2019 hingga menimbulkan korban jiwa dan luka-luka. / Antara Foto
icon caption
Capres Prabowo Subianto harus bertanggung jawab atas kerusuhan pada aksi 22 Mei 2019 hingga menimbulkan korban jiwa dan luka-luka. / Antara Foto
Nasional
Kamis, 23 Mei 2019 21:25

Peneliti LIPI: Prabowo harus tanggung jawab

Capres Prabowo Subianto harus bertanggung jawab atas kerusuhan pada aksi 22 Mei 2019 hingga menimbulkan korban jiwa dan luka-luka.
swipe

Capres Prabowo Subianto harus bertanggung jawab atas kerusuhan pada aksi 22 Mei 2019 hingga menimbulkan korban jiwa dan luka-luka.

Profesor riset politik Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Hermawan Sulistyo menilai Ketua Umum sekaligus Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra itu harus bertanggung jawab atas demonstrasi yang berujung ricuh di depan Gedung Bawaslu, Jakarta, pada 22 Mei 2019.

"Prabowo harus bertanggung jawab, tapi (Prabowo) pasti mengelak. Apalagi ada yang meninggal," kata Kiki, sapaan akrabnya, di Jakarta, Kamis (23/5).

Mantan Ketua Tim Gabungan Pencari Fakta (TGPF) kasus pelanggaran Hak Azasi Manusia (HAM) pada 1998 itu mengatakan, aksi demo berujung ricuh yang terjadi pada 22 Mei lalu tidak bisa dilepaskan dari konteks politik pemilihan umum (pemilu). Kericuhan tersebut merupakan dampak dari politik pemilu.

Kiki meyakini selama masa pemilu Prabowo terkena pengaruh dari kelompok yang berada di sekelilingnya seperti kelompok Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) yang disebut punya kepentingan karena organisasinya dibubarkan pada masa pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla.

Kiki juga menyebut Partai Keadilan Sejahtera (PKS) juga turut mempengaruhi Prabowo dengan kepentingan untuk meningkatkan perolehan suaranya pada Pemilu 2019 . Selanjutnya, kata Kiki, kelompok yang benar-benar ingin mati syahid yang disebut sebagai teroris.

"Momentum yang terbaik untuk mewujudkan kepentingan mereka adalah situasi sekarang. Prabowo menutup mata bahwa ada massa perusuh dari luar daerah yang menunggangi aksi pendukungnya, dan juga adanya penyelundupan senjata untuk dipergunakan dalam aksi 22 Mei. Ini namanya saling menunggangi," kata Kiki.

"Syukur polisi kita sudah dibekali teknologi patroli siber tercanggih di Asia Tenggara sehingga bisa mendeteksi rencana-rencana mereka," tambah Kiki.

Sebelumnya, Prabowo dan Badan Pemenangan Nasional (BPN) menyebut massa aksi yang menjadi perusuh pada demo 22 Mei lalu bukanlah pendukungnya. Mereka menilai itu merupakan masyarakat umum.

Prabowo mengimbau pendukungnya untuk mengakhiri aksi setelah menjenguk pendukungnya di Rumah Aspirasi Prabowo-Sandi di Cikini, Menteng. Lewat akun resmi twitter-nya Prabowo meminta pendukungnya untuk selalu bertindak dengan arif dan sabar. Juga menghindari aksi kekerasan dan mengakhiri aksi damai. (Ant).

Hingga Kamis (23/5) jumlah korban jiwa menurut Mabes Polri berjumlah tujuh orang dan ratusan luka-luka. Sedangkan, menurut Gubernur DKI Jakarta, jumlah korban jiwa mencapai delapan orang dan 737 orang luka-luka. Polda telah meringkus dan menetapkan 300 orang sebagai tersangka pelaku kerusuhan. (Ant). 

img
Sukirno
Reporter
img
Sukirno
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan