close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
Pengamat lingkungan hidup Emmy Hafild melakukan paparan mengenai pembangunan pembangkit listrik tenaga air (PLTA) Batang Toru di Tapanuli, Selatan Sumatera Utara, di Jakarta, Minggu (22/9). Antara/Zubi Mahrofi
icon caption
Pengamat lingkungan hidup Emmy Hafild melakukan paparan mengenai pembangunan pembangkit listrik tenaga air (PLTA) Batang Toru di Tapanuli, Selatan Sumatera Utara, di Jakarta, Minggu (22/9). Antara/Zubi Mahrofi
Nasional
Minggu, 22 September 2019 21:33

Pengamat lingkungan: PLTA Batang Toru aman untuk orang utan

PT North Sumatera Hydro Energy (NSHE) selaku pengelola PLTA Batang Toru telah melakukan kerja sama dengan berbagai institusi.
swipe

Pengamat lingkungan Emmy Hafild menilai pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Batang Toru di Tapanuli Selatan, Sumatera Utara, tidak akan memberikan kerusakan terhadap ekosistem di sekitar Batang Toru. 

Apalagi PT North Sumatera Hydro Energy (NSHE) selaku pengelola PLTA Batang Toru telah melakukan kerja sama dengan berbagai institusi yang dapat membantu menjaga ekosistem di sekitar Batang Toru, seperti Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA), organisasi lingkungan hidup internasional PanEco, hingga ahli satwa. 

Emmy mencontohkan pada saat pembukaan akses jalan di hutan untuk pembuatan PLTA, PT NSHE bersama kelompok lingkungan hidup membuatkan jembatan antar sisi hutan yang terputus oleh jalan, agar orang utan dapat menyeberang ke sisi hutan lainnya, tanpa harus turun langsung ke jalan untuk menyeberang. 

Jembatan dibuat dengan desain yang sealami mungkin, dengan berbagai pohon yang ditempatkan di jembatan, sehingga orang utan tidak ragu untuk menyeberang. 

Emmy juga memberikan keterangannya saat terakhir kali melakukan kunjungan ke sana. Saat itu telah dilakukan penanaman tanaman kembali di beberapa titik, dan sudah memasuki tahap pembibitan. 

"Terakhir saya ke sana, sudah dilakukan penanaman hutan kembali. Sudah tahap pembibitan, mungkin sekitar empat sampai lima tahun, sudah tumbuh beberapa meter," ujar Emmy dalam konferensi pers di Jakarta pada Minggu (22/9).

Dalam kesempatan yang sama, Senior Advisor On Evirontment Sustainability PT NSHE Agus Joko Ismanto juga menyatakan, seluruh satwa di area pembangunan PLTA Batang Toru akan selalu dipantau dan dijaga melalui tim monitor yang melakukan patroli. 

"Langkah nyatanya itu dibentuk tim monitoring dan menerapkan smart patrol, agar nanti satwa di area PLTA dapat terus dijaga," ujar Agus

Agus menyatakan di beberapa titik hutan sekitar pembangunan PLTA Batang Toru, akan ditumbuhi tanaman pakan, sehingga para satwa dapat menikmatinya dan tidak akan pergi mencari makan di kebun milik warga. 

"Di areal koridor akan ada pengayaan tanaman pakan, agar satwa cari makan di situ, tidak ke kebun warga," ujarnya

PLTA Batang Toru telah melakukan pendidikan ke masyarakat sekitar mengenai menangani orang utan ketika memasuki kebun milik mereka, sehingga tidak akan terjadi konflik antara masyarakat dengan orang utan. 

Untuk diketahui, pembangunan PLTA Batang Toru banyak mengalami penolakan, terutama oleh aktivis lingkungan seperti Center for Orangutan Protection (COP), pembangunan PLTA ini dianggap mengganggu habitat orang utan. 

img
Rizki Febianto
Reporter
img
Hermansah
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan