close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
Warga mengendarai motornya melintas di sebuah kompleks perumahan KPR bersubsidi di Tambak Beras, Jombang, Jawa Timur, Jumat (25/1)./AntaraFoto
icon caption
Warga mengendarai motornya melintas di sebuah kompleks perumahan KPR bersubsidi di Tambak Beras, Jombang, Jawa Timur, Jumat (25/1)./AntaraFoto
Nasional
Selasa, 29 Januari 2019 19:51

Pengembang berkomitmen kurangi backlog

Hal itu guna merealisasikan program strategis nasional penyediaan sejuta rumah.
swipe

Pengembang Indonesia (PI) dan Real Estate Indonesia (REI) menyatakan komitmennya mengurangi kekurangan rumah (backlog

Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Pengembang Indonesia (PI) Barkah Hidayat mencanangkan program pembangunan rumah satu hektar, satu kecamatan.

Program tersebut merupakan gaungan dari Jokowi guna merealisasikan program strategis nasional penyediaan sejuta rumah.

"Ini bisa menjadi solusi cerdas bagi masyarakat yang kekurangan rumah," kata Barkah di Hotel Grand Cempaka, Selasa (29/1).

Pada program ini akan membangun rumah bersubsidi dan Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR) dengan tipe 30/60, luas tanah 104 meter persegi dan harga yang ditawarkan mencapai Rp123 juta.

Pada awal tahun ini, PI menargetkan 45.000 unit rumah pertama yang akan tersebar di daerah Kalimantan Selatan, Sumatra, Jawa Barat dan disusul dengan kota lainnya.

Ada beberapa kendala yang dihadapi PI. Diantaranya terkait pembiayaan, kemudian pemasaran yang kurang, selanjutnya regulasi perlambatan penentuan harga jual dan yang terakhir pembinaan.

"Kami bukan pengembang terbesar, tapi kami punya tekad membangun negeri ini," ujar dia

Sementara itu, Real Estate Indonesia (REI) menargetkan pertumbuhan sektor properti nasional sebesar 10 persen pada 2019.

"Kami menargetkan sektor properti tahun ini tumbuh 10% secara merata keseluruhan," kata Sekretaris Jenderal (Sekjen) REI Paulus Totok Lusida di Jakarta.

Alasan penetapan target tersebut karena ada kemudahan-kemudahan yang diberikan oleh sejumlah sektor seperti perbankan dan perpajakan.

Selain itu, Paulus juga memperkirakan, rumah baik rumah tapak maupun rumah susun (apartemen) dengan harga di bawah Rp2 miliar akan diminati konsumen pada 2019 ini.

"Jadi untuk yang di atas itu meskipun terdapat relaksasi dari perpajakan, namun kelihatannya minat konsumen masih di bawah harga tersebut," katanya di sela-sela diskusi Property Outlook 2019. (ant)

img
Annisa Rahmawati
Reporter
img
Hermansah
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan