close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
Mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi di Indonesia melakukan aksi unjuk rasa di depan kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta. Antara Foto
icon caption
Mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi di Indonesia melakukan aksi unjuk rasa di depan kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta. Antara Foto
Nasional
Jumat, 27 September 2019 17:07

Penggalangan dana oleh Ananda Badudu tepis demo mahasiswa ditunggangi

Penggalangan dana aksi demo oleh Ananda Badudu dilakukan secara transparan.
swipe

Direktur Program Institute for Criminal Justice Reform (ICJR), Erasmus Napitupulu, mengatakan penggalangan dana yang dilakukan Ananda Wardhana Badudu menepis tudingan adanya pihak yang menunggangi dalam aksi demonstrasi yang dilakukan mahasiswa dan pelajar selama dua hari atau pada 23 dan 24 September 2019.

Secara gambling, menurutnya, posisi eks personel band Banda Neira ini sudah jelas, yakni sebagai aktivis. Di sisi lain, pengumpulan dana yang dilakukannya secara tidak langsung juga untuk mengakomodir keinginan pemerintah agar demonstrasi tidak ditunggangi.

“Justru Ananda membuktikan (dengan partisipasi penggalangan dana) masyarakat menginginkan ada penyampaian aspirasi yang baik tanpa ditunggangi,” kata Erasmus di Mapolda Metro Jaya, Jumat (27/9).

Karena itu, Erasmus berpandangan tidak sepatutnya polisi menangkap Ananda Badudu pada Jumat (27/9) sekitar pukul 04.00 WIB karena aktivitasnya menggalang dana. Apalagi, selama proses penggalangan dana itu dilakukan dengan cara transparan. Masyarakat yang berpartisipasi menyumbangkan dananya bisa mengetahui penggunaannya. 

"Lalu tindakan penggalangan dana ini dilaporkan secara berkala. Siapa yang transfer, (digunakan) ke mana, itu jelas," ujarnya.

Menurut Erasmus, tindakan yang dilakukan eks jurnalis Tempo tersebut tak lebih karena adanya rasa kemanusiaan. Pasalnya, uang yang terkumpul digunakan untuk akomodasi dan banyak juga yang digunakan untuk pengobatan medis mahasiswa yang mengalami luka-luka saat mengikuti aksi demo.

Sementara itu, dilansir dari keterangan Ananda Badudu di laman Kitabisa.com, dana per tanggal 23-24 September 2019 telah terpakai sebesar Rp80,1 juta dari total dana yang masuk sebesar Rp175,6 juta.

Alokasi terbesar itu untuk makanan dan minuman sebesar Rp38 juta. Rinciannya, untuk pembelian nasi sebanyak 800-an bungkus, ribuan air kemasan dan lain-lain. Kemudian, untuk sewa ambulans Rp28 juta. Di lokasi unjuk rasa, sedikitnya ada 17 ambulans yang bersiaga. Jumlah tersebut belum termasuk ambulans yang turun secara sukarela. 

Selanjutnya, alokasi anggaran digunakan untuk alat kesehatan mencapai Rp33,8 juta, Mobil komando Rp4,4 juta, kendaraan umum Rp3,5 juta, Bank Umum Rp82.500, jasa kurir sebesar Rp400 ribu dan alat kesehatan lainnya Rp5 juta.

Di sisi lain, kata Ananda, untuk lampiran kuitansi masih dalam proses pengerjaan. Dia berharap masyarakat dapat memaklumi karena pihaknya masih butuh waktu untuk mengumpulkan semua bukti pembayaran dari semua penggunaan dana di lapangan.

“Kami berusaha sebaik-baiknya untuk menyajikan laporan yang kredibel kendati situasi di lapangan pada aksi 23-24 September kemarin sangat tidak kondusif,” tulis Ananda.

Adapun untuk dana yang tersisa akan dialokasikan untuk korban yang sedang dirawat di rumah sakit. “Itu adalah prioritas pertama kami. Kami masih menyisir siapa-siapa saja yang dirawat serta kebutuhan biayanya. Banyak sekali kendala teknis di lapangan yang membuat proses penyisiran korban menjadi tidak mudah," kata Ananda.

img
Akbar Ridwan
Reporter
img
Tito Dirhantoro
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan