Pengunjung keluhkan fasilitas umum dan kebersihan di area Citayam Fashion Week
Fenomena Citayam Fashion Week (CFW) di kawasan Dukuh Atas, Sudirman, Jakarta Selatan, jadi magnet baru destinasi kunjungan publik. Para pedestrian memadati trotoar setiap harinya, tak terkecuali akhir pekan dengan volume massa yang semakin meningkat jumlahnya.
Ada berbagai respons yang muncul dari fenomena ini, baik kritik maupun dukungan. Salah satu yang kerap muncul jadi pembahasan adalah soal fasilitas umum dan kebersihan di kawasan Sudirman yang kini turut diramaikan oleh masyarakat dari berbagai penjuru Jakarta. Alinea.id mencoba mencari tahu dampak keberadaan CFW terhadap fasilitasn umum dan kebersihan di lokasi tersebut. Seperti apa hasilnya? Simak liputannya berikut ini.
Saat memasuki salah satu minimarket di dekat Stasiun Sudirman, reporter Alinea.id mendapati antrean di deretan rak bagian belakang. Bukan sedang mengantre untuk bertransaksi di kasir, melainkan antrean untuk menggunakan toilet di minimarket tersebut.
Adalah Ara, Kia, dan Nay yang tengah berbaris di samping pintu berwarna perak, menunggu giliran untuk memasuki toilet. Ketiganya mengaku kerap mampir ke minimarket jika perlu ke toilet saat berkunjung ke CFW.
"Kalau mau ke toilet ke sini doang, di minimarket. Soalnya enggak ada toilet di sana (area CFW)," kata mereka, Minggu (24/7).
Para gadis yang datang dari kawasan Jakarta Pusat tersebut menilai, absennya fasilitas toilet umum di sekitaran CFW cukup menyulitkan mereka. Terlebih, jika butuh pergi ke toilet untuk sekadar berganti baju atau merias muka.
"Perlu ada toilet umum sih, biar gampang juga kalau misalkan kaya mau ganti baju, cuci kaki, cuci muka, atau mau dandan (makeup). Biar nggak ribet ke minimarket, kalau kaya gini kan kita harus ngantre dulu tungguin orang," ujarnya.
Dari pantauan Alinea.id, di sepanjang trotoar kawasan Jalan Tanjung Karang yang jadi pusat aktivitas CFW, memang tak tersedia toilet umum. Toilet dapat diakses di Stasiun MRT Dukuh Atas, Stasiun Sudirman, atau di pusat perbelanjaan terdekat termasuk minimarket.
Namun, untuk mengakses toilet di stasiun, pengunjung perlu melakukan tap-in terlebih dahulu. Sebab, fasilitas toilet berada di dalam area stasiun yang disediakan untuk para penumpang kereta.
Pengunjung CFW lainnya yakni Ziel dan Annisa, mengaku biasa menggunakan fasilitas toilet di stasiun. Namun, kedua remaja yang datang dari Priok, Jakarta Utara, ini tak jarang menunggu waktu pulang sekaligus apabila perlu ke toilet.
"Toilet di stasiun sih, di luar stasiun enggak ada. Pas sekalian balik biasanya, jadi ditahan dulu kalau mau ke toilet. Soalnya kencing di pinggiran kan dilarang, jadi harus ada (toilet umum)," ujar mereka.
Hal senada disampaikan Tri Isnaini, pengunjung dari Jakarta Selatan yang mengaku kerap melintas di kawasan Sudirman-Dukuh Atas.
"Tahunya paling ke stasiun kalau mau ke toilet. Selain di stasiun (fasilitas toilet) harusnya ada, apalagi udah banyak orang-orang kayak gini," ucapnya.
Tri bahkan menyinggung soal kebersihan di sekitaran lokasi CFW. Menurutnya, tempat sampah di kawasan tersebut masih minim jumlahnya jika dibandingkan dengan jumlah pengunjung yang datang.
"Tempat sampah kayaknya kurang, soalnya masih sering dibersihin sama petugas. Kalau masing-masing per meter ada tempat sampah kan enak, lagian rame banget kayak gini kan pasti sampah selalu ada," ungkapnya.
Imbauan untuk menjaga kebersihan kawasan CFW
Soal sampah dan kebersihan di area CFW, Petugas Pengawas Kebersihan Suku Dinas Lingkungan Hidup (LH) Jakarta Pusat, Asep Setiawan mengatakan, para petugas di lapangan selalu berupaya menjaga kebersihan di kawasan tersebut.
"Kalau keadaan kebersihan di sini, kan kebanyakan kesadaran masyarakat masih kurang ya, masih banyak buang sampah sembarangan. Jadi petugas kami pun harus ekstra ketat juga, walaupun banyak kerumunan tetep kita harus bergerak terus," kata Asep kepada Alinea.id, Minggu (24/7).
Asep mengungkapkan, pihaknya menerjunkan petugas kebersihan dalam empat shift setiap harinya. Tidak kurang dari 10 personel dalam tiap shift bertugas di kawasan tersebut.
Jumlah tersebut, kata Asep, belum termasuk petugas Penanganan Prasarana & Sarana Umum (PPSU) yang juga bergerak bersama menjaga kebersihan di sana.
"Jumlah personel per shift 12-20 orang untuk area lingkungan sini aja, sekitaran CFW sini. Belum dari PPSU entah berapa personel, itu banyak. PPSU ada dari Tanah Abang sama dari Menteng," jelasnya.
Asep mengaku meski tak ada penambahan personel, pihaknya melakukan penjagaan setiap harinya di kawasan tersebut. Terlebih, kegiatan CFW saat ini berlangsung setiap malam.
"Kami bertugas dari jam 6 pagi sampai 10 malam. Karena kan seperti ini semakin lama semakin banyak pengunjung, walaupun udah dibersihkan berapa kali (sampahnya) tetap ada lagi," ujar Asep.
Selain itu, imbuh Asep, pihaknya telah memasang imbauan dan memberikan sosialisasi kepada pengunjung soal kebersihan. Petugas kebersihan di lapangan pun digerakkan untuk menindak pengunjung yang kedapatan membuang sampah sembarangan melalui tangkap tangan.
"Kalau tangkap tangan, kita tidak bisa denda dengan rupiah. Cuma denda sosial aja seperti menyapu, pungut sampah. Kita pasang ini (tanda) di punggungnya kalau ada yang ketangkap tangan," terangnya.
Asep menyebut, kebersihan kawasan CFW akan sulit terwujud jika masyarakat masih abai meskipun berbagai upaya telah dilakukan petugas. Terlebih, jumlah pengunjung yang datang ke CFW lebih banyak dari personil kebersihan yang ada di lapangan.
Untuk itu, Asep berharap pengunjung dan seluruh pihak agar meningkatkan kesadaran dalam menjaga kebersihan, khususnya dengan tidak membuang sampah sembarangan.
"Kita jaga kebersihannya bareng-bareng, kalau bersih kan nyaman juga, nongkrongnya pun enak gitu kan. Bisa angkat nama Jakarta juga, mungkin bisa sampai dilihat sedunia juga soal kebersihannya," pungkas Asep.