Gerakan Pemuda (GP) Ansor membantah kabar adanya anggota Barisan Ansor Serbaguna (Banser) yang meninggal, saat massa Barisan Nusantara Pembela Tauhid (BNPT) menyambangi kantor mereka. Kabar itu tersebar setelah massa aksi BNPT selesai berorasi di depan Kementerian Koordinator bidang Politik, Hukum dan Keamanan (Kemenko Polhukam).
Anggota Banser NU Wilayah Jakarta Barat, M. Jamaluddin, membenarkan adanya anggota Banser yang meninggal sore tadi. Namun Jamaluddin membantah lelaki bernama Jatmiko, meninggal dalam aksi tersebut.
“Tidak benar (peserta aksi), almarhum tadi sempet di dalem dan begadang, dia wakasad. Meninggal sebelum ashar,” ujar Jamaluddin di kantor GP Ansor, Jakarta, Jumat (26/10).
Menurutnya, anggota Banser yang meninggal itu merupakan anggota Banser cabang Jakarta Pusat. Dia meninggal akibat penyakit jantung yang dideritanya.
Meski demikian, ia membenarkan adanya massa aksi yang melewati depan gedung GP Ansor, seusai berorasi di depan Kemenko Polhukam. Bahkan menurutnya, sempat ada gesekan antara massa aksi dengan Banser yang ada.
Jamaluddin menjelaskan, para peserta aksi sempat memancing keributan. Saat itu, kata dia, ada sekitar ratusan peserta aksi yang melewati kantor GP Ansor. Namun pihak Banser menahan diri agar tidak terjadi pertikaian.
Lebih lanjut ia menjelaskan, pihak Banser dan aparat kepolisian telah melakukan pengamanan sejak pagi. Sekitar 55 aparat kepolisian menjaga kantor GP Ansor sejak pagi tadi, sedangkan dari pihak Banser dijaga ratusan orang.
“Dari pagi sudah dijaga, kalau orangnya bisa 500 orang se-Jakarta,” katanya.