close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
Ilustrasi vaksin. Foto Pixabay.
icon caption
Ilustrasi vaksin. Foto Pixabay.
Nasional
Rabu, 02 Desember 2020 15:51

Pentingnya testing untuk menekan laju penularan Covid-19

Pemeriksaan sangat penting dilakukan untuk mengidentifikasi apakah seseorang positif atau tidak terinfeksi Covid-19.
swipe

Ketua Bidang Data dan Teknologi Informasi Satgas Covid-19, dr. Dewi Nur Aisyah mengatakan, testing masuk ke dalam strategi yang harus dilakukan untuk pengendalian penyebaran virus SARS-CoV-2 di negara mana pun.

"Covid-19 adalah penyakit yang sangat cepat menular. Kalau penularan terus terjadi, tetapi orang yang tertular tidak tahu kalau dia terinfeksi, dikhawatirkan akan meningkatkan angka yang terinfeksi," katanya dalam talkshow virtual berjudul Covid-19 Dalam Angka: Analisa Testing Covid-19 di Daerah yang digelar oleh BNPB Indonesia, Rabu (2/12).

Lebih lanjut, Dewi mengungkapkan, pemeriksaan itu penting dilakukan untuk mengidentifikasi apakah seseorang positif atau tidak terinfeksi Covid-19. Setelah melakukan pemeriksaan, bisa langsung dilakukan isolasi mandiri atau perawatan di rumah sakit hingga melakukan contact tracing.

"Tetapi, ini sangat bergantung kepada sember daya manusia (SDM), butuh waktu, dan laboratorium yang tersedia. Karena tidak sembarang laboratorium semua bisa digunakan untuk pemeriksaan Covid-19," ucapnya

Kemudian, Dewi menerangkan, ada syarat yang harus dipenuhi sebuah laboratorium untuk masuk menjadi jaringan pemeriksaan coronavirus di Indonesia. Saat ini, jumlah laboratorium yang memenuhi syarat tersebut ada 466 yang tersebar di seluruh Tanah Air.

"Kalau kita lihat, di Jawa Timur ada 78 laboratorium, NTB hanya delapan laboratorium, Jawa Tengah 34 laboratorium, dan Riau lima laboratorium. Jumlah yang bervariasi di setiap provinsi ini menentukan jumlah testing," tuturnya.

Dewi juga mengungkapkan, jumlah spesimen harian yang diperiksa di tingkat nasional, pada Juni lalu hanya mencapai 16 ribu, kemudian meningkat jadi 22 ribu pada Juli, selanjutnya menjadi 23 ribu pada Agustus.

Selanjutnya, melonjak drastis menjadi 36 ribu periode September, 38 ribu pada Oktober, serta 39 ribu November. "Jumlah spesimen tidak sama dengan jumlah orang yang diperiksa. Karena bisa saja orang yang sama dites lagi. Spesimen ini menunjukkan berapa banyak yang harus diperiksa di laboratorium yang akan berpengaruh pada logistiknya," jelasnya.

img
Firda Junita
Reporter
img
Achmad Rizki
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan