close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
Petugas kepolisian merazia pengendara sepeda motor yang nekat melintasi jalur bus Transjakarta di Jalan Sultan Agung, Manggarai, Jakarta, Kamis (6/2/2020). Foto Antara/Galih Pradipta
icon caption
Petugas kepolisian merazia pengendara sepeda motor yang nekat melintasi jalur bus Transjakarta di Jalan Sultan Agung, Manggarai, Jakarta, Kamis (6/2/2020). Foto Antara/Galih Pradipta
Nasional
Minggu, 01 Maret 2020 14:36

Penyebab terbesar kecelakaan, pemerintah diminta setop produksi sepeda motor 

Dari 196.457 kecelakaan lalu lintas pada 2018, 73,49% di antaranya melibatkan sepeda motor.
swipe

Sepeda motor dinilai menjadi penyumbang terbesar angka kecelakaan lalu lintas di Indonesia. Karena itu, pemerintah diminta untuk menghentikan produksi alat transportasi sejuta umat ini.

Ketua Bidang Advokasi dan Kemasyarakatan Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) Pusat Djoko Setijowarno mengatakan, sepeda motor di atas 80 cc menjadi penyumbang terbesar angka kecelakaan di Indonesia. Semakin besar kapasitas silinder kendaraan, maka laju kendaraan semakin cepat, sehingga potensi kecelakaan semakin besar.

"Produksi sepeda motor di atas 80 cc telah membuat bencana besar penyumbang angka kecelakaan di Indonesia," kata Djoko melalui pernyataan tertulis yang diterima Alinea.id, Minggu (1/3).

Untuk itu, MTI mengimbau Kementerian Perindustrian menghentikan produksi sepeda motor di atas 80 cc. Sebabnya, produksi kendaraan bermotor tersebut dinilai hanya untuk mencari profit tanpa mempertimbangkan aspek sosial masyarakat.

Sepeda motor dengan kapasitas mesin di bawah 80 cc sebenarnya tidak lagi diproduksi di Indonesia. Ukuran terkecil berada di angka 110 cc. Djoko pun mengakui hal ini.

"Tidak ada lagi sepeda motor bebek yang kapasitas silindernya kurang dari 80 cc," ujarnya kepada reporter Alinea.id

Meski demikian, Djoko menolak menyebut imbauan MTI bermaksud agar pemerintah menghentikan seluruh produksi sepeda motor. Dia menegaskan penghentian produksi sepeda motor yang dimaksud ditujukan kepada mesin berkapasitas 80 cc.

"Di atas 80 cc. Produksi sepeda motor di atas 80 cc telah membikin bencana besar penyumbang angka kecelakaan di Indonesia," katanya. 

Pada bagian lain, Djoko menjelaskan bahwa populasi kendaraan bermotor seluruh Indonesia pada 2018 mencapai 141,4 juta unit. Adapun 81,58% di antaranya adalah sepeda motor. Dominasi sepeda motor ini pun dinilai meningkatkan faktor risiko keterlibatan sepeda motor pada kejadian kecelakaan lalu lintas.

Di sepanjang tahun 2018 pula, kata dia, dari 196.457 kejadian, 73,49% kecelakaan lalu lintas jalan melibatkan sepeda motor. Persentase keterlibatan ini jauh lebih besar dibandingkan dengan jenis kendaraan lainnya.

Berdasarkan lokasi, kecelakaan lalu lintas pada 2018, terjadi di jalan nasional sebesar 25,20%, jalan provinsi 25,69%, jalan kota/kabupaten 40,54% dan jalan desa 8,57%.

Sepanjang tahun 2015-2018, lebih dari 95% kejadian kecelakaan terjadi pada kondisi jalan yang baik. Namun kondisi jalanan yang baik justru membuat orang cenderung berkendara dengan kecepatan tinggi dan tidak hati-hati. 

img
Nanda Aria Putra
Reporter
img
Gema Trisna Yudha
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan