Peran artis masuk ke kripto dan NFT sebagai endorser

Sejumlah artis dewasa ini banyak yang terjun ke dalam ekosistem blockchain dengan metaverse, koin kripto maupun Non-Fungible Token (NFT). Lalu, apa yang menjadi latar belakang artis masuk ke ekosistem ini?

Direktur Riset Center of Reform on Economics (Core) Indonesia Piter Abdullah mengatakan, jika para artis yang masuk ke NFT sebenarnya lebih dimanfaatkan saja.

"Mereka dipergunakan sebagai endorser. Bisnis itu sebenarnya bukan bisnis mereka," ucapnya kepada Alinea.id, Rabu (30/3).

Piter menjelaskan, kondisi ini mirip dengan artis yang masuk ke bisnis food & beverage (F&B). Mereka dimanfaatkan untuk menarik para pembeli.

"Bagi mereka jelas ada keuntungan, karena umumnya mereka dijadikan sebagai salah satu pemilik atau bahkan pemilik utama," ujarnya.

Menurutnya, semakin laris NFT atau aset kripto, maka si artis akan semakin diuntungkan. Melihat kondisi ini, Piter menyarankan agar masyarakat semakin berhati-hati.
 
"Aset kripto ini tidak memiliki underlying. Bisa tiba-tiba tidak berharga. Kalau itu terjadi, masyarakat akan rugi besar," ucapnya.

Hal senada sebelumnya disampaikan oleh Managing Partner Inventure Yuswohady. Menurutnya, modal utama yang dimiliki para artis adalah ketenaran.

"Ketika mereka berada pada kondisi puncak ketenaran, bersinar sifatnya itu bahasa halusnya riding the wave bahasa jeleknya aji mumpung. Memanfaatkan sesuatu yang lagi happening," katanya saat berbincang dengan Alinea.id, beberapa waktu lalu.

Ditambah lagi, mereka mempunyai kekuatan barisan fans, followers maupun subscribers media sosial para selebritas yang menjadi basis massa tersendiri. Karenanya, Yuswohady mengatakan, tak bisa dimungkiri para pesohor aji mumpung ketenaran dengan mengembangkan sayap bisnis dalam ekosistem blockchain.

"Cuma takutnya saya melihat potensi kripto bubble dan tanda-tanda itu sudah kelihatan dan bisa crash tiap saat," katanya.