Presiden RI Joko Widodo menerima kunjungan kenegaraan Perdana Menteri (PM) Malaysia Mahathir Bin Mohamad. Kedua pemimpin negara ini melakukan pertemuan bilateral di Istana Bogor pada Jumat (29/6).
Rencananya, PM Mahathir akan berada di Indonesia pada 28-29 Juni. Ini merupakan kunjungan pertama PM Mahathir ke luar negeri setelah terpilih kembali menjadi PM Malaysia.
Juru Bicara Kementerian Luar Negeri RI Arrmanatha Nasir menjelaskan, ada beberapa isu utama yang akan dibahas oleh Presiden Jokowi dan PM Mahathir pada Jumat (29/6). Terkait isu bilateral, kedua pemimpin akan membahas berbagai upaya untuk meningkatkan kerja sama ekonomi kedua negara, terutama di bidang perdagangan dan investasi.
Nilai perdagangan bilateral Indonesia-Malaysia pada 2017 mencapai US$ 17,2 miliar. Malaysia merupakan mitra dagang terbesar ketujuh bagi Indonesia. Malaysia juga merupakan negara investor terbesar ke-8 di Indonesia dengan nilai investasi sebesar US$ 1,2 miliar pada 2017.
Selain itu, Presiden Jokowi dan PM Mahathir juga akan membahas tentang upaya kemitraan Indonesia-Malaysia dalam memperjuangkan akses pasar produk kelapa sawit di wilayah Uni Eropa.
"Indonesia dan Malaysia merupakan produsen kelapa sawit terbesar pertama kedua di dunia. Kelapa sawit mempunyai dampak yang besar bagi pengentasan kemiskinan dan peningkatan kesejahteraan masyarakat di kedua negara," ujar Arrmanatha seperti dikutip Antara.
Selanjutnya, dalam pertemuan bilateral itu, Presiden Jokowi juga akan mengangkat isu perlindungan warga negara Indonesia (WNI) yang berada di Malaysia. Berdasarkan keterangan Kemlu, ada sekitar 2,5 juta orang WNI di Malaysia.
Selain isu bilateral, kedua pemimpin pun akan membahas berbagai isu regional dan global yang menjadi perhatian kedua negara. Salah satunya tentang konsep arsitektur kawasan Indo-Pasifik dan isu Palestina.