Gubernur Kepulauan Riau atau Kepri non-aktif, Nurdin Basirun, sudah diperingatkan oleh Lembaga Adat Melayu Kepri untuk berhati-hati dalam bekerja. Pasalnya, beberapa bulan sebelum dicokok, KPK sudah member sinyal atau isyarat kepada mantan politikus Partai Nasional Demokrat tersebut.
Ketua Lembaga Adat Melayu Provinsi Kepulauan Riau, Abdul Razak, mengatakan pihaknya sudah mengingatkan Nurdin Basirun agar berhati-hati dalam melaksanakan tugasnya sebagai Gubernur Kepri. Peringatan tersebut disampikan pihaknya kepada Nurdin bukan hanya sekali, tetapi sudah beberapa kali.
“Saya sudah berulang kali ingatkan kepada Pak Nurdin kerja yang baik. KPK ada di kampung kita sejak beberapa bulan lalu,” kata Abdul Razak di Kepulauan Riau pada Senin, (29/7).
Menurut Abdul, kegiatan yang diselenggarakan KPK di Kepri beberapa bulan sebelum mencokok Nurdin merupakan peringatan. KPK memberi isyarat agar pemerintah daerah berhati-hati dalam bekerja. Terutama dalam mengambil kebijakan, harus sesuai dengan ketentuan dan bersikap profesional.
“Apa yang dilakukan KPK berturut-turut di Kepri merupakan upaya pencegahan. Seharusnya itu dipahami Pemprov Kepri agar tidak terjadi pelanggaran hukum,” katanya.
Terkait penangkapan terhadap Nurdin belum lama ini, Razak mengaku sedih terhadap musibah tersebut. Namun semua itu sudah terjadi, sehingga seluruh ASN harus bertekad untuk menyelenggarakan pemerintahan yang dipercayakan oleh rakyat sebaik-baiknya.
"ASN Pemprov Kepri, terutama yang memegang kegiatan sebaiknya mengikuti pelatihan hukum, mendapatkan pembinaan khusus dari pihak kejaksaan agar tidak melanggar hukum dalam melaksanakan tugasnya," ujarnya.
Razak mengatakan, musibah itu membuat muruah Melayu di Kepri jatuh. Ia meminta kepada warga Melayu tetap semangat memajukan Kepri. “Orang Melayu harus tetap menjadi dirinya sendiri. Jangan mau diadu domba sehingga ribut sesama orang Melayu,” ucapnya.
Di pemerintahan, berdasarkan hasil pemantauan LAM terdapat kelompok-kelompok. Ada kelompok yang merasa sedih dengan musibah itu dan ada juga yang merasa senang. "Jangan mau diprovokasi. Kita harus bersatu, kompak membangun kampung," katanya. (Ant)