Direktorat Jenderal Pembangunan Daerah Tertinggal, Kementerian Desa, PDT dan Transmigrasi (Kemendesa PDTT) bekerja sama dengan Kompak menyelenggarakan kegiatan Forum Kolaborasi Pengembangan Inovasi Digital Non-Tradisional Aktor dalam Pembangunan Desa dan Daerah Tertinggal di Gedung Makarti Muktitama, Kemendesa PDTT, Jakarta, Selasa (26/11).
Kegiatan ini diselenggarakan dengan tujuan memberikan peluang bagi pemerintah daerah, kementerian/lembaga, akademisi, mitra pembangunan dan donor, serta swasta untuk dapat melihat, mempelajari dan berinteraksi langsung dengan inovator/startup atau akademisi yang dianggap menjadi nontradisional aktor dalam pembangunan sektor ekonomi, pendidikan, kesehatan, dan pariwisata.
Forum ini juga dihadiri mitra inovator/startup dalam pembangunan yaitu, Tokopedia, Quipper, Bidan Sehati, FishOn, Goers, Caventer, Creator School, Inacom, Sikumisku, Nusa Berdaya, dan Sayur Box.
Sekretaris Jenderal Kemendesa PDTT Anwar Sanusi menekankan, kegiatan ini memberikan pandangan bahwa kerja sama dan kolaborasi, merupakan salah satu kunci dalam percepatan pembangunan di desa dan daerah tertinggal, terutama di era teknologi.
“Sebagian besar masyarakat desa sudah melek internet. Artinya, ada peluang untuk dikembangkan ekonomi digital yang diharapkan dapat meningkatkan jaringan pemasaran, memotong alur distribusi dan meningkatkan pendapatan. Generasi milenial yang memiliki pengetahui teknologi tinggi diharapkan dapat membantu mendampingi masyarakat membangun ekonomi digital,” ungkap dia.
Apalagi ada kecenderungan pembangunan mengarah pada perubahan baru, yang ditandai dengan perkembangan era digital. Oleh karena itu, pembangunan desa dan daerah tertinggal perlu dilaksanakan dengan menyesuaikan hal tersebut, sehingga pembangunan dapat dilakukan secara merata.
Sesditjen PDT Kemendesa PDTT Razali menuturkan, kolaborasi dan inovasi harus terus dilakukan untuk menghadirkan sesuatu yang out of the box.
“Di era digital ini, kolaborasi dan inovasi harus terus dilakukan untuk menggagas sesuatu yang out of the box. Pemerintah daerah harus mendukung ide baru dan turut berkolaborasi, sehingga kerja sama yang telah terbangun dapat terus berlanjut dan lebih berkembang lagi,” ungkap Razali.
Hal itu mengacu pada pembangunan yang telah mengarah pada industri 4.0, sehingga diperlukan penyesuaian pada cara pembangunan desa dan daerah tertinggal. Dengan begitu, desa dan daerah tertinggal dapat mengejar dan menyesuaikan dengan era terbaru.
Kegiatan ini dilaksanakan dalam beberapa sesi, di antaranya talkshow, konsultasi desk, dan pameran. Pada sesi talkshow, tema yang disampaikan dibagi ke dalam empat panel diskusi yaitu, pendidikan, kesehatan, ekonomi digital dan kerja sama universitas dalam hal pariwisata.
Pada sesi konsultasi desk yang berlangsung di sela sesi talkshow, para peserta berinteraksi secara langsung dengan pihak lain. Mulai dari inovator, pemerintah daerah, kementerian/lembaga serta startup.
Sedangkan pameran dilaksanakan oleh pihak yang memiliki inovasi dalam bidang pendidikan, kesehatan, ekonomi digital, dan pariwisata. Para peserta dapat berbincang lebih mengenai inovasi yang mereka buat, sehingga menjadi inspirasi untuk percepatan pembangunan di daerah.
Selain menyasar pembelajaran untuk pemerintah daerah, kegiatan ini, diharapkan menjadi sumber informasi mengembangkan model kerja sama yang sesuai dengan pemerintah daerah. Dengan begitu, kegiatan kolaborasi pembangunan desa dan daerah tertinggal dapat berjalan semakin luas.
“Berharap ada lebih banyak startup yang mampu membangun projek untuk mendukung daerah tertinggal. Dukungan dan kerja sama yang telah terbangun ini dapat terus berlanjut dan dapat lebih berkembang lagi,” ungkap Razali.
Kegiatan Forum Kolaborasi Pengembangan Inovasi Digital Non-Tradisional Aktor dalam Pembangunan Desa dan Daerah Tertinggal ini, mendapatkan tanggapan positif dari Direktur Pengembangan Sumber Daya Manusia, Ditjen PDT, Kemendesa PDTT Yusra.
“Mari kita lanjutkan kerja sama seperti ini. Semoga kegiatan ini tidak menjadi pertama dan terakhir, dan menjadi kegiatan yang terus berkelanjutan,” ungkap Yusra.