Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) menyebutkan PT Pertamina (Persero) dan konsorsium kolaborasi akan membeli pesawat jenis Airbus A400 untuk menjalankan bisnis kargo melalui entitas anak perusahaan PT Pelita Air Service (PAS) atau Pelita Air.
"Ke depan Insya Allah Pertamina akan membeli Airbus A400 kargo untuk PAS," ujar Deputi Bidang Usaha Jasa Keuangan, Jasa Survei dan Jasa Konsultasi Kementerian BUMN Gatot Trihargo, di kantornya, Jakarta Pusat, Senin (22/4).
Rencananya, Pelita Air akan berada di dalam holding penerbangan. Pelita Air akan fokus kepada bisnis charter flight dan kargo, sedangkan Pertamina masih memiliki tugas penyaluran bahan bakar minyak (BBM).
Selain itu, selama ini Pertamina masih kesulitan mengangkut BBM ke daerah tertinggal, terdepan, dan terluar (3T) Indonesia. Oleh sebab itulah, rencana bisnis ini pada dasarnya ditujukan untuk melancarkan pengiriman dalam jumlah besar, yang akan diangkut menggunakan pesawat kargo tersebut.
Terkait berapa jumlah unit pesawat yang akan dibeli perseroan, Gatot enggan buka suara, tetapi yang jelas rencana tersebut akan dieksekusi pada tahun ini atau 2020.
"Tahun ini, tapi kemungkinan dapatnya, bisa saja tahun depan," katanya.
Gatot menambahkan pesawat tersebut telah lebih dulu diuji langsung oleh Menteri BUMN Rini Soemarno. Ketika itu, Airbus A400 sedang dipinjam dari Hong Kong untuk mengangkut truk milik Pelita Air dalam rangka misi penyelamatan dan penanganan bencana gempa di Palu, Sulawesi Tengah.
"Kenapa misi penyelamatan dan penanganan bencana di Palu berlangsung cepat? Salah satunya karena kami menggunakan pesawat Airbus A400 yang hanya membutuhkan landasan pendek serta memiliki kapasitas angkut satu setengah kali lebih banyak dari pesawat Hercules," ucapnya.
Sebagaimana diketahui, Pelita Air merupakan badan usaha berbentuk perseroan terbatas tertutup. Saham perseroan dimiliki oleh Pertamina dan Pertamina Pedeve Indonesia.
PAS akan menjadi bagian dari holding BUMN sarana dan prasarana penerbangan dengan PT Survai Udara Penas (Persero) sebagai induk. Selain itu, PT Angkasa Pura I (Persero), PT Angkasa Pura II (Persero), dan PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. juga akan menjadi bagian dari anggota holding. Rencana holding tersebut direncanakan terbentuk pada 2019 ini.