Pengumuman perhitungan resmi atau real count yang akan dilakukan Komisi Pemilihan Umum (KPU) memang masih cukup lama. Namun, kedua belah pihak sudah diminta untuk menerima apapun hasil yang akan diumumkan oleh lembaga pemilihan tersebut.
Uskup Agung Jakarta Ignatius Suharyo menghimbau, para kedua kandidat untuk dapat menerima dan menghormati hasil yang didapat dalam ajang Pemilihan Umum 2019 secara lapang dada.
"Para pemimpin-pemimpin kita, para tokoh di negeri ini, baik yang menang atau yang kalah, kalau KPU sudah mengumumkan siapa pemenangnya, ya mesti diterima dengan hati yang lapang," kata Ignatius di sela-sela Ibadah Jumat Agung di Gereja Katedral, Jakarta Pusat, Jumat (19/4).
Menurut dia, hasil yang dikeluarkan oleh KPU dapat dipercayai validitasnya. Pasalnya, proses perhitungan yang dilakukan KPU sudah melalui berbagai proses yang telah disepakati dan disetujui bersama, melalui peraturan perundang-undangan.
"Jadi bukan (hasil) dipaksakan, tetapi proses yang disetujui bersama dan pengawalannya dirumuskan di dalam Undang-Undang (UU). UU itu kan tidak dibuat perseorangan, UU kan disahkan oleh pemerintah dan DPR. Itu sudah disetujui. Jadi ikuti saja, karena UU itu menjaga obyektifitas," katanya.
Lebih lanjut, dia memaknai pemilu kali ini merupakan sebuah pesta yang harus dirayakan terus kedepannya. Meskipun memang diakuinya, proses pemungutan suara telah usai dilakukan.
"Saya sendiri merasa ketika saya mengikuti mencoblos, itu saya sangat gembira. Karena orang-orang, saudara kita, yang mau menggunakan hak suaranya mencoblos itu enggak ada yang wajahnya tegang. Semuanya kelihatan gembira, kelihatan merdeka. Jadi kegembiraan itu, saya harap terus berlangsung di dalam langkah tahap selanjutnya sesudah mencoblos," ucapnya.
Karena itu, dia mengajak untuk merayakan kegembiraan pemilu itu dengan penuh khidmat dalam berbangsa dan bermartabat. Sebab, menurut dia salah satu wujud khidmat sebagai warga negara Indonesia yakni menjaga persatuan Indonesia.
"Salah satu wujud dari berkhidmat adalah kita kembali pada dasar bahwa kita bangsa Indonesia mempunyai sejarah yang mempersatukan. Jadi sejarah bangsa kita dari awal sampai sekarang itu mempersatukan, itulah khidmat," ucapnya.
Di tempat yang sama, Menteri Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) Ignasius Jonan, meminta pada seluruh elemen masyarakat untuk bersatu kembali pasca menjalani pesta demokrasi. Menurut dia hal itu dilakukan untuk bersama membangun kembali dan memajukan bangsa Indonesia.
"Ya sebenarnya pemilu ini kan pesta demokrasi ya, menurut saya kalau pestanya sudah selesai ini kembali kita sebagai anggota masyarakat dari kelompok dan keyakinan manapun juga ini kembali bersatu sebagai bangsa indonesia untuk maju ke depan," kata Jonan.
Dia menilai hal itu dilakukan untuk bersama-sama memajukan bangsa Indonesia ke arah yang lebih baik. Sebab, menurut Jonan, untuk membangun bangsa dibutuhkan peran secara bersama.
"Yang paling penting kan kita saling mendukung di peran masing-masing untuk kemajuan bersama dan persatuan Indonesia," ujar Jonan.